Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK: Aliran Dana Fathanah ke Perempuan Berlangsung 10 Tahun

Kompas.com - 14/05/2013, 16:21 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf mengatakan, aliran dana dari tersangka dugaan kasus suap dan pencucian uang terkait izin impor daging sapi Ahmad Fathanah ke 20 perempuan telah berlangsung selama 10 tahun. Yusuf menolak memberi infomasi rinci mengenai identitas penerima aliran dana Fathanah.

"Sudah 10 tahun, sejak 2003 sampai 2013," kata Yusuf, di Gedung PPATK, Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Mengenai nominal yang dialirkan Fathanah kepada para perempuan itu, informasi yang diberikan Yusuf berubah-ubah. Ia mengatakan, Fathanah mengalirkan dana sebesar Rp 7 juta sampai ratusan juta. Sebelumnya, ia menyampaikan, aliran dana itu mulai dari Rp 40 juta sampai Rp 1 miliar.

"Kami tidak diperkenankan menyebutkan nama, rekening, dan sebagainya, itu ada di undang-Undang," ujarnya.

Fathanah dan Luthfi menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi dan pencucian uang terkait penambahan kuota impor daging sapi. Keduanya diduga menerima pemberian hadiah atau janji dari Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. Pemberian uang tersebut diduga berkaitan dengan jasa Luthfi dan Fathanah dalam mengupayakan penambahan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna.

Dalam pengembangan penyidikan, KPK mendapatkan, uang Fathanah juga mengalir ke sejumlah perempuan. Saat ditangkap, Fathanah didapati tengah berdua bersama Maharany Suciyono. KPK menyita uang senilai Rp 10 juta dari tangan Maharany yang diakui hasil pemberian Fathanah.

Selanjutnya, KPK memeriksa artis Ayu Azhari yang mengaku menerima uang sebesar Rp 20 juta dan 1.800 dollar AS. Setelah Ayu, KPK mendapatkan aliran uang Fathanah ke model Vitalia Shesya dalam bentuk mobil Honda Jazz dan jam tangan mewah. 

Selain itu, Fathanah juga diketahui membelikan mobil Honda Freed untuk seorang wanita bernama Tri Kurnia Rahayu. Tidak hanya mobil, Fathanah juga memberikan gelang bermerek Hermes dan jam tangan Rolex. Terakhir, seorang perempuan yang dipanggil KPK terkait Fathanah adalah Dewi Kirana. KPK tengah memproses pemanggilan Dewi dalam kasus ini.

Senin (13/5/2013), Yusuf mengatakan, pihaknya menemukan aliran dana dari Fathanah ke 20 perempuan. Namun, ia mengatakan tidak mengetahui konteks aliran dana tersebut. "Bisa saja mereka adalah teman, saudara, dan lainnya," ujar Yusuf ketika dihubungi Kompas.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com