Rabu, 20 Maret 2013, Kompas
Namun, KPK sempat kehilangan jejak keberadaan mobil seharga sekitar Rp 1 miliar tersebut. Sejumlah tempat yang
Cerita betapa sulit KPK menemukan mobil mewah yang
Sejak 25 Maret lalu, penyidik KPK dibekali surat perintah
Hal ini diawali saat penyidik KPK menemukan Ahmad Zaki, orang yang diduga pesuruh Luthfi. Ahmad diduga memindahkan keempat mobil itu dari rumah Luthfi di kawasan, Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur.
Mengapa mobil-mobil ini dipindahkan dari rumah Luthfi? Ada dugaan, begitu KPK menetapkan pasal-pasal TPPU terhadap Luthfi, sejumlah pihak berupaya agar aset-aset yang hendak disita KPK bakal dikaburkan jejaknya.
Kompas
Setelah memeriksa Ahmad, Senin malam lalu, KPK membawanya ke tempat empat mobil mewah tersebut berada. Dari informasi Ahmad, diketahui keempat mobil mewah terkait dengan TPPU Luthfi ini sudah diparkir di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta.
Berbekal surat perintah penyidikan, KPK menuju ke TB Simatupang. Namun, penyitaan ternyata dihalangi. Penyidik
Lantas mengapa mobil-mobil itu disita meskipun ada di antaranya yang bukan milik Luthfi? KPK menduga kuat, mobilmobil ini sengaja disamarkan kepemilikannya. VW Caravelle, misalnya, diatasnamakan Ali Imron, ajudan Luthfi, sementara Toyota Fortuner diatasnamakan Ahmad.
Kuasa hukum Luthfi, Zainuddin Paru, membantah mobil mewah yang hendak disita KPK sebelumnya disimpan di kediaman Luthfi. ”Mobil-mobil itu ada di DPP PKS. Pak Luthfi waktu dijemput KPK dari DPP PKS, kan, datang ke kantor DPP PKS pakai Mazda CX9,” katanya.
Zainuddin membenarkan bahwa mobil-mobil tersebut memang diatasnamakan kader, salah satunya Ali yang tercatat sebagai pemilik VW Caravelle. Di antara mobil yang disegel KPK, hanya Mazda CX9 dan Mitsubishi Pajero yang atas
Menurut Zainuddin, Ali ada di Divisi Kepanduan PKS dan memang ditugaskan menjadi ajudan Luthfi. Untuk Toyota Fortuner, Zainuddin membantah mobil itu diatasnamakan Ahmad. ”Saya lupa atas nama siapa. Yang jelas, Ahmad juga kader PKS. Semua mobil partai memang atas nama kader. Ini untuk memudahkan jual-beli. Leasing mobil juga mensyaratkan kepemilikan atas nama orang tertentu,” kata Zainuddin.
Senin malam itu, penyidik tentu tak asal menyita mobil- mobil mewah terkait TPPU Luthfi yang diparkir di kantor DPP PKS. Surat perintah penyitaan dibawa serta. Berita acara penyitaan yang sempat dipertanyakan pada Senin malam itu belum dibuat karena malam itu penyidik memang tengah mencari siapa yang berkuasa atas mobil-mobil tersebut.
Hal berbeda dikatakan Zainuddin. Menurut dia, petugas keamanan di DPP PKS sempat menanyakan kepada penyidik surat perintah penugasan untuk menyita. ”Karena enggak ada, ya, petugas keamanan tak mengizinkan. Ini, kan, soal tanggung jawab mereka menjaga inventaris barang-barang di kantor DPP PKS,” ucapnya.
Selasa siang, penyidik juga membawa surat perintah penyitaan ketika datang ke kantor DPP PKS. Namun, upaya itu kembali terhadang oleh beberapa orang. Dengan pertimbangan menghindari terjadi bentrokan, penyidik memilih menunda penyitaan. Apalagi, mobil-mobil yang hendak disita telah disegel.
KPK tetap akan menyita