Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayu Azhari: Tak Ada Aliran Dana Suap Impor Sapi

Kompas.com - 01/05/2013, 20:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Artis Ayu Azhari mengaku tidak ada aliran dana dari Ahmad Fathanah kepada dirinya. Menurut Ayu, perjanjian kerja antara dia dan Fathanah belum terealisasi. Ayu mengaku dijanjikan pekerjaan untuk menjadi penyanyi dalam acara semacam promosi atau pemilihan umum kepala daerah.

"Enggak Pernah," kata Ayu, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (1/5/2013), saat ditanya apakah pernah menerima uang dari Fathanah.

Pengacara Ayu, Fahmi Bachmid, mengatakan hal senada. Menurut Fahmi, kliennya hanyalah korban janji Fathanah. Janji pekerjaan yang ditawarkan kepada Ayu, menurut Fahmi, tidak pernah terealisasi, apalagi ada uang yang dibayarkan kepada Ayu. "Enggak ada aliran dana. Ayu ini korban karena Fathanah itu dengan sangat meyakinkan menjanjikan sesuatu sehingga Ayu ini ngobrol di sana, di sini," ungkapnya.

Mengenai pemeriksaan Ayu ini, Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku tidak diberi tahu materi pertanyaan yang diajukan penyidik. Johan tidak dapat memastikan apakah ada informasi soal aliran dana kepada Ayu dari Fathanah.

Dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, Fathanah diduga menyembunyikan uang hasil tindak pidana korupsi dengan sejumlah cara. Penyamaran uang itu bisa dilakukan dengan pembelian aset atau mentransfernya kepada orang lain. Untuk diketahui, bukan kali ini saja KPK memeriksa artis terkait aliran dana.

Sebelumnya, KPK memeriksa Sri Wahyuningsih alias Cici Tegal dan Meidiana Hutomo diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek Alat Kesehatan 1  untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan (sekarang Kementerian Kesehatan) dengan tersangka mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes Rustam S Pakaya.

Saat itu, Cici dan Meidiana mengaku dapat aliran dana dari Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, atasan dari tersangka Rustam. Cici mengaku menerima cek senilai Rp 500 juta sebagai sumbangan untuk kegiatan musik religi yang diadakan Yayasan Orbit, organisasi binaan Din Syamsuddin pada 2007.

Saat itu, Cici dan Meidiana bertindak sebagai panitia penyelenggara konser musik tersebut. Adapun uang Rp 500 juta tersebut diduga berasal dari rekanan proyek alkes. Rustam diduga menerima aliran dana dari rekanan kemudian menyalurkannya kepada Siti Fadilah dan pihak lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com