Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Akan Periksa Dada Rosada

Kompas.com - 09/04/2013, 09:53 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa Wali Kota Bandung Dada Rosada. Dada bakal menjadi saksi dalam kasus dugaan pemberian hadiah kepada hakim Pengadilan Negeri Bandung Setyabudi Tejocahyono.

"Dengan pemeriksaan TH (Toto Hutagalung), kemungkinan akan ada pemanggilan Dada," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Senin (8/4/2012).

Mengenai kapan persisnya Dada akan dipanggil, Johan belum mendapatkan informasi itu dari penyidik KPK. Lebih jauh Johan mengatakan, KPK tengah mengembangkan kasus dugaan pemberian hadiah kepada hakim Setyabudi tersebut. KPK menelusuri apakah ada pihak lain yang diduga memberikan hadiah dan yang diduga menerima hadiah selain empat tersangka.

"KPK tidak akan berhenti di empat tersangka, tapi berdasarkan apa yang ditemukan oleh penyidik," kata Johan. Untuk pengembangan kasus ini, kata Johan, KPK membutuhkan keterangan Toto Hutagalung.

Pada Senin (8/4/2013) malam, KPK langsung menahan Toto setelah yang bersangkutan diperiksa sebagai tersangka. Toto disebut-sebut sebagai orang dekat Dada. Perusahaan Toto merupakan rekanan Pemkot Bandung dalam pengelolaan parkir Pasar Andir. Kerabat Toto, Soparmaru Hutagalung, Senin (8/3/2013), mengakui bahwa Toto mengenal Dada. Dia menuturkan, sebagai ketua organisasi masyarakat di Bandung, Toto tentu selalu berhubungan dengan kepala daerah.

Terkait penyidikan kasus ini, KPK sudah mencegah Dada bepergian ke luar negeri. KPK juga menggeledah ruangan Dada di kantor Pemerintah Kota Bandung. Dalam kasus ini, ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Selain Toto dan hakim Setyabudi, KPK menjerat seorang pria bernama Asep yang diduga orang suruhan Toto, serta elaksana Tugas Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Herry Nurhayat. Adapun Toto, Asep, dan Herry diduga sebagai pemberi hadiah sementara hakim Setyabudi diduga sebagai pihak penerima.

Selain mendalami indikasi keterlibatan Dada dalam kasus ini, KPK menelusuri kemungkinan uang yang diberikan kepada Setyabudi tersebut berasal dari kas Pemkot Bandung.

Surat panggilan palsu

Pada Kamis pekan lalu, Dada menyambangi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta. Dia mengaku hanya memenuhi undangan dan tidak tahu menahu soal pemberian hadiah kepada hakim Setyabudi tersebut. Namun rupanya, surat panggilan yang diterima Dada itu merupakan panggilan palsu.

Johan mengatakan, surat itu bukan dokumen yang dikeluarkan KPK. Lembaga antikorupsi itu pun tidak menjadwalkan pemeriksaan Dada hari itu. Sementara Dada, saat meninggalkan Gedung KPK pekan lalu, mengaku akan diperiksa sebagai saksi namun bukan pada hari itu.

"Saya jadi saksi, tapi ternyata tidak sekarang," ucapnya.

Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik:
KPK Tangkap Tangan Hakim Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

    KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

    Nasional
    TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

    TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

    Nasional
    Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

    Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

    Nasional
    PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

    PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

    Nasional
    Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

    Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

    Nasional
    Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

    Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

    Nasional
    Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

    Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

    Nasional
    Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

    Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

    Nasional
    Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

    Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

    Nasional
    Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

    Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

    Nasional
    PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

    PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

    Nasional
    PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

    PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

    Nasional
    Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

    Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

    Nasional
    PAN DKI Ingin Duetkan Anak Zulhas dan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2024

    PAN DKI Ingin Duetkan Anak Zulhas dan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Biodiesel Berbasis Sawit Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

    Biodiesel Berbasis Sawit Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com