JAKARTA, KOMPAS
Demikian disampaikan Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Djoko Pekik Irianto, Minggu (7/4), di Jakarta.
Djoko mengatakan, penyaluran uang saku baru bisa dilakukan setelah pelepasan blokir dari Kementerian Keuangan pada 19 Maret. Uang saku itu disalurkan kepada atlet dan pelatih yang ikut pelatnas sejak Oktober 2012. ”Kami berharap uang saku atlet dan pelatih untuk Januari dan Februari segera masuk ke
Penyaluran uang saku, lanjut Djoko, relatif tidak ada kendala. Namun, tetap saja dibutuhkan waktu. ”Untuk menarik anggaran dari Kementerian Keuangan, kemudian mentransfer ke rekening para atlet butuh proses. Kami juga membutuhkan data nomor rekening dan NPWP masing-masing atlet,” ujarnya.
Menurut Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Surya Dharma, kendala pencairan anggaran pelatnas, antara lain, penerbitan surat keputusan (SK) penetapan atlet dan pelatih. Masih ada empat cabang yang belum mendapatkan SK, yaitu sepak bola, futsal, gulat, dan tenis meja.
”Dari 39 cabang, 24 sudah mendapatkan SK, 11 cabang sedang dalam proses, dan 4 cabang sedang digodok kembali. SK untuk keempatnya belum bisa diberikan karena masih ada perubahan pemain,” kata Surya.
Surya berharap pencairan anggaran dapat diselesaikan selambat-lambatnya akhir April. ”Saya khawatir, kalau anggaran tidak dicairkan dengan cepat, PB (Pengurus Besar) yang menangani pelatnas tidak bisa bertahan karena terus-menerus menalangi dana yang dibutuhkan. Jangan sampai mereka kehabisan dana dan lantas pelatnas berhenti,” katanya.
Sementara itu, seorang atlet wushu yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan belum menerima uang saku sejak Januari. Alhasil, selama mengikuti pelatnas, dia dan 11 atlet lain kerap kali menggunakan uang tabungannya untuk membeli suplemen makanan.
”Dari pelatnas disediakan makanan, tapi tidak disediakan suplemen. Kebutuhan atlet akan suplemen memang beda-beda, tapi kalau terus-terusan beli sendiri enggak akan sanggup. Harganya kan lumayan,” katanya.
Veri Maradona Siregar, atlet karate asal Jakarta, juga menyatakan belum menerima uang saku dari Kementerian Pemuda dan Olahraga meski telah menyerahkan nomor rekening dan NPWP. ”Dari Oktober 2012 hingga Januari 2013 uang saku kami berasal dari dana talangan PB Forki. Untuk uang saku Februari, saya belum terima,” ujarnya.