Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gas Beracun dari Tanah

Kompas.com - 02/04/2013, 07:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat di sekitar Kawah Timbang, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diminta mewaspadai ancaman gas beracun yang dapat saja muncul dari rekahan tanah. Gas beracun juga bisa muncul saat warga mencangkul tanah.

”Dari kegempaannya, Dieng mengkhawatirkan dan bisa mengarah pada erupsi freatik,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, yang dihubungi dari Jakarta, Senin (1/4).

Menurut Surono, sepanjang Senin, pukul 06.00-12.00, terjadi 5 kali gempa vulkanik dalam, 13 kali gempa vulkanik dangkal, dan 6 kali gempa embusan. Banyaknya gempa menandakan tingginya tekanan magma.

Tingginya tekanan dari dalam tanah, menurut Surono, memicu perubahan fenomena berupa kepulan asap bercampur gas berbahaya hidrogen sulfida (H2S), dan karbon dioksida (CO2) tidak lagi mengalir di atas permukaan tanah, tetapi membubung tinggi.

”Yang berbahaya sebenarnya CO, tetapi begitu terlepas di udara, dia menjadi CO2. Dalam konsentrasi tinggi, ini bisa mematikan karena dia mendesak oksigen,” kata Surono.

Membubungnya gas tersebut membuat pengukuran di udara pada jarak 1.000 meter tidak dapat mendeteksi adanya gas berbahaya. Namun, Surono mengkhawatirkan munculnya gas beracun dari rekahan tanah. ”Bisa saja saat orang mencangkul atau menggali tanah keluar gas beracun,” katanya.

PVMBG mengirimkan tim untuk memantau kandungan gas CO2 di kedalaman 50 sentimeter sepanjang Kalisat, pada jarak 700-1.500 meter dari Kawah Timbang arah selatan. Hasil pemantauan di 10 tempat menunjukkan konsentrasi CO2 tinggi.

”Konsentrasi CO2 di tanah melebihi ambang batas standar internasional. Kita harus antisipasi kondisi yang terburuk karena saat tragedi 1979, letusan terjadi di Kawah Sinila, tetapi gas beracun muncul dari tempat-tempat lain,” kata Surono.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Tunut Pujiharjo mengatakan, dalam kondisi normal, tanah di Dieng sebenarnya juga mengandung CO2 walaupun tidak sebesar saat ini. ”Saat pengambilan sampling tanah untuk pembuatan peta sebaran gas CO2 beberapa tahun lalu juga sudah terdeteksi adanya CO2,” ujarnya.

Tunut menambahkan, walaupun kondisi Dieng terus menunjukkan peningkatan aktivitas, situasi saat ini masih cukup kondusif. ”Ada satu-dua orang yang nekat melanggar zona bahaya 1.000 meter dari Kawah Timbang, tetapi sebagian besar menaati rekomendasi kami,” katanya. (AIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com