Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Tak Terbukti, SBY Jangan Telan Mentah Info Intelijen

Kompas.com - 27/03/2013, 10:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana kudeta yang dikabarkan akan terjadi pada tanggal 25 Maret 2013 nyatanya jauh dari kenyataan. Presiden yang khawatir akan upaya-upaya tidak konstitusional yang membuat gonjang-ganjing pemerintahan dinilai hanya menelan mentah-mentah informasi intelijen.

"Masukan atau temuan intelijen sah saja, tapi harus dianalisis, jangan dimakan mentah-mentah. Mana ada demo tanpa senjata yang jumlahnya puluhan ribu diartikan kudeta. Mana ada demo atau kegiatan elemen-elemen masyarakat membagikan sembako kepada masyarakat yang tidak mampu diartikan kudeta," ujar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo di Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Menurut Tjahjo, pemerintah tak perlu khawatir terkait isu kudeta. Terlebih lagi, Presiden berkali-kali mengatakan bahwa pemerintah mengutamakan kepentingan rakyat dalam membuat kebijakan. "Harusnya pemerintah tidak perlu takut dikritik masyarakatnya," kata Tjahjo.

Tjahjo mengatakan, jika ada elemen masyarakat mengkritisi kebijakan pemerintah, itu sah-sah saja. Namun, kata Tjahjo, kritik ini tidak bisa langsung diartikan dengan melawan pemerintahan. Demikian pula aksi unjuk rasa yang mengkritisi kebijakan pemerintah. "Jangan pernyataan sikap partai/ormas atau bentuk unjuk rasa dikategorikan kudeta," tuturnya.

Kudeta dalam arti sebenarnya, lanjut Tjahjo, memerlukan keterlibatan militer hingga partai politik dan elemen masyarakat yang bersatu. Oleh karena itu, Tjahjo meminta Presiden tak lagi khawatir dan panik akan laporan intelijen. Presiden perlu menganalisis lebih jauh soal analisis intelijen. Jangan sampai, perkataan Presiden malah menimbulkan keriuhan di publik.

Beberapa waktu lalu, Presiden SBY mengundang mantan Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Prabowo Subianto dan tujuh jenderal TNI lainnya. Seluruh tamu SBY itu sepakat mengatakan akan mendukung pemerintahan hingga akhir masa pemerintahannya tanpa ada gonjang-ganjing politik. Presiden juga sempat meminta kepada para elite politik dan kelompok-kelompok tertentu agar jangan keluar jalur demokrasi. Presiden pun meminta kepada mereka agar jangan ada upaya untuk membuat pemerintahan terguncang.

"Saya hanya berharap kepada para elite politik dan kelompok-kelompok tertentu tetaplah berada dalam koridor demokrasi. Itu sah. Tetapi, kalau lebih dari itu, apalagi kalau lebih dari sebuah rencana untuk membuat gonjang-ganjingnya negara kita, untuk membuat pemerintah tidak bisa bekerja, saya khawatir ini justru akan menyusahkan rakyat kita," kata Presiden.

Kepala BIN Marciano Norman juga sempat mengatakan tanggal 25 Maret 2013 adalah waktu unjuk rasa yang meminta agar pemerintahan yang ada saat ini mundur. Kelompok yang dimaksud ialah Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) pimpinan Ratna Sarumpaet dan Adhie Massardi. Namun, nyatanya, aksi demo besar-besaran yang dikhawatirkan itu hanya berujung pada pembagian sembako. Tak ada satu pun aksi unjuk rasa tanggal 25 Maret 2013 yang bergolak. Wacana kudeta hingga gonjang-ganjing pemerintahan pun menguap dengan sendirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Nasional
    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Nasional
    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    Nasional
    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Nasional
    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Nasional
    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Nasional
    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Nasional
    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Nasional
    Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Nasional
    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Nasional
    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

    Nasional
    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com