YOGYAKARTA, KOMPAS -
Sultan juga berkomitmen mengawal pengungkapan kasus ini hingga tuntas dan berharap semua warga Yogyakarta lebih mengedepankan dialog daripada kekerasan.
”Saya sudah berkoordinasi dengan Gubernur NTT (Frans Lebu Raya) untuk menjamin itu,” kata Sultan, Selasa (26/3), di Kepatihan, Yogyakarta.
Sultan menyatakan sangat prihatin terhadap peristiwa penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sabtu (23/3) dini hari. Menurut dia, peristiwa ini merupakan kelanjutan dari rentetan kasus kekerasan yang berulang kali terjadi di Yogyakarta.
Sultan sendiri heran mengapa akhir-akhir ini Yogyakarta yang berjuluk ”kota pendidikan”, ”kota budaya”, dan ”kota mahasiswa” justru diwarnai perilaku kekerasan. ”Saya heran mengapa selalu muncul kekerasan. Apakah masyarakat Yogyakarta sudah brutal, tidak mengerti peradaban?” kata Sultan.
Untuk memulihkan kembali ketenteraman masyarakat NTT di Yogyakarta, Sultan akan menggelar pertemuan dan dialog, Rabu ini. Dialog ini melibatkan Sultan, warga NTT di Yogyakarta, Pemerintah Provinsi DIY dan Pemprov NTT, jajaran Korem 072/ Pamungkas, dan Polda DIY.
Sesepuh warga NTT di Yogyakarta, John S Keban, mengatakan, setelah insiden di LP Cebongan, jajaran Polda DIY serta Kodim Kota Yogyakarta dan Sleman juga bertekad menjamin keamanan masyarakat NTT di Yogyakarta.
”Mereka menjamin tragedi kemanusiaan seperti penembakan itu tidak terulang lagi. Kami imbau semua mahasiswa NTT yang sempat berhenti kuliah untuk kembali studi,” ujarnya.
Urbanus Renda, Ketua Mahasiswa Sumba di Yogyakarta, mengungkapkan, beberapa hari setelah penembakan beredar banyak pesan singkat lewat telepon seluler tentang isu adanya
Jumlah mahasiswa NTT yang menuntut ilmu di Yogyakarta mencapai 13.000 orang. Ini adalah jumlah terbesar ketiga mahasiswa pendatang di DIY setelah Sumatera Utara sejumlah 18.000 orang dan Riau sebanyak 15.000 orang. Adapun total jumlah warga NTT, baik mahasiswa maupun bukan mahasiswa, yang kini tinggal di Yogyakarta mencapai 37.000 orang.
Sementara itu, empat jenazah korban penembakan kemarin telah tiba di Kupang, NTT, setelah diterbangkan dari Yogyakarta.
Jenazah Yohanes Juan Manbait dimakamkan di samping rumah duka di Kelurahan Kuanino, Kota Kupang.
Adrianus Chandra Gelagah alias Dedi diterbangkan ke Ende dengan pesawat Merpati. Dari Ende, jenazah akan melalui perjalanan darat menuju Desa Ndora, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT.
Adapun jenazah Gamelial Yermiyanto Rohi Riwu dan jenazah Hendrik Angel Sahetapi Engel akan dimakamkan Rabu ini di Kupang.