JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat memilih menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk memilih ketua umum (ketum) DPP definitif dibanding menunjuk pelaksana tugas ketum (Plt). Hal ini bertujuan mencegah terjadinya masalah ketika proses pemilu di Komisi Pemilihan Umum. Langkah KLB itu disebut berkaitan dengan anggaran dasar anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai.
"Harus (KLB). Karena di AD/ART kami hanya mengenal ketua definitif. Jadi kalau Plt nanti ada kesulitan ketika proses di KPU," kata politisi Partai Demokrat Roy Suryo di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/3/2013).
Roy mengatakan, belum ada kepastian waktu dan tempat KLB. Hanya saja, kata dia, KLB akan digelar sebelum tanggal 21 Maret 2013. Menurut dia, semua kader mempunyai hak yang sama untuk maju sebagai calon ketum.
Ketika disinggung kemungkinan calon dari luar partai, Roy mengatakan, kebijakan dari partai sudah jelas bahwa syarat untuk bisa maju harus memiliki kartu tanda anggota (KTA) partai. Kebijakan lain, jika terpilih, calon tersebut tidak diperkenankan merangkap jabatan.
"Kalau dia sudah punya KTA, meski mungkin baru kemarin, baru seminggu (bisa maju sebagai calon ketum)," pungkas Roy.
Seperti diberitakan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah meminta Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik untuk menyiapkan KLB. Sebelumnya, Demokrat memiliki dua opsi, yakni KLB dan menunjuk Plt.
Di dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD disebutkan DCS ditandatangani pimpinan parpol, yakni Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal atau sebutan lain yang diatur dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai. Masalahnya, Demokrat saat ini tak memiliki ketum setelah Anas Urbaningrum memilih berhenti.
Baca juga:
Masih Ketua DPR, Marzuki Alie Dianggap Tak Tepat Jadi Ketum
KPU Pastikan Tak Ada Dispensasi untuk Demokrat
Ramadhan Dukung Pramono Edhie atau Gita Wirjawan
Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Krisis Demokrat