Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Demokrat Pilih KLB

Kompas.com - 11/03/2013, 16:59 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat memilih menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk memilih ketua umum (ketum) DPP definitif dibanding menunjuk pelaksana tugas ketum (Plt). Hal ini bertujuan mencegah terjadinya masalah ketika proses pemilu di Komisi Pemilihan Umum. Langkah KLB itu disebut berkaitan dengan anggaran dasar anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai.

"Harus (KLB). Karena di AD/ART kami hanya mengenal ketua definitif. Jadi kalau Plt nanti ada kesulitan ketika proses di KPU," kata politisi Partai Demokrat Roy Suryo di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/3/2013).

Roy mengatakan, belum ada kepastian waktu dan tempat KLB. Hanya saja, kata dia, KLB akan digelar sebelum tanggal 21 Maret 2013. Menurut dia, semua kader mempunyai hak yang sama untuk maju sebagai calon ketum.

Ketika disinggung kemungkinan calon dari luar partai, Roy mengatakan, kebijakan dari partai sudah jelas bahwa syarat untuk bisa maju harus memiliki kartu tanda anggota (KTA) partai. Kebijakan lain, jika terpilih, calon tersebut tidak diperkenankan merangkap jabatan.

"Kalau dia sudah punya KTA, meski mungkin baru kemarin, baru seminggu (bisa maju sebagai calon ketum)," pungkas Roy.

Seperti diberitakan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah meminta Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik untuk menyiapkan KLB. Sebelumnya, Demokrat memiliki dua opsi, yakni KLB dan menunjuk Plt.

Di dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD disebutkan DCS ditandatangani pimpinan parpol, yakni Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal atau sebutan lain yang diatur dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai. Masalahnya, Demokrat saat ini tak memiliki ketum setelah Anas Urbaningrum memilih berhenti.

Baca juga:
Masih Ketua DPR, Marzuki Alie Dianggap Tak Tepat Jadi Ketum
KPU Pastikan Tak Ada Dispensasi untuk Demokrat

Ramadhan Dukung Pramono Edhie atau Gita Wirjawan

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com