Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Lupakan Anas atau Keluar dari Demokrat

Kompas.com - 01/03/2013, 21:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah penetapan status tersangka terhadap Anas Urbaningrum, para pendukung mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu akan merasa gamang untuk menentukan sikap. Pilihan yang memungkinkan bagi mereka adalah melupakan Anas dan bertahan di partai atau keluar dari partai tersebut.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa saat ini para loyalis Anas menghadapi dilema, terutama karena proses menghadapi pemilihan umum 2014 telah berlangsung. Pada tanggal 9 April, daftar calon anggota legislatif harus segera diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Burhanuddin mengatakan, penetapan daftar calon sementara (DCS) untuk anggota legislatif membuat para loyalis Anas menjadi gamang karena harus memilih di antara  dua pilihan. "Kalau menyatakan mundur dari Partai Demokrat, karier politik mereka akan sulit di 2014. Kalau masuk partai lain, proses penentuan DCS sudah dimulai," ujar Burhanuddin di Jakarta, Jumat (3/1/2013).

Ia berpendapat, para loyalis Anas yang tetap bertahan di dalam partai akan sulit mendapatkan keistimewaan jika mereka tetap menunjukkan dukungan mereka kepada Anas. Menurutnya, pendukung Anas yang selama ini memiliki posisi strategis akan berpikir panjang untuk mengikuti jejak Anas mundur dari Demokrat.

"Kalau tidak strategis, seperti Rahmad yang jadi Wakil Direktur Eksekutif, itu tidak cukup strategis, mungkin tidak ada ongkos politik di partai. Jadi pilihannya kembali ke Demokrat dan meninggalkan Anas atau keluar dari partai," ujarnya.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan lainnya, Anas memutuskan berhenti sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Sabtu (23/2/2013). Ia juga menyatakan keluar dari partai itu. Semenjak itu, beberapa pengurus mengambil langkah serupa sebagai bentuk solidaritas, seperti Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto dan Wakil Direktur Eksekutif DPP Demokrat M Rahmad.

Sejumlah pengurus Demokrat yang merupakan para loyalis Anas, meski belum mundur tapi tetap setia mendatangi rumah Anas, antara lain Juru Bicara I Gede Pasek Suardika, Ketua DPP Partai Demokrat Umar Arsal, dan Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustopa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com