Jakarta, Kompas -
”Ketika saya menjalankan ibadah umrah dan berziarah ke makam Rasulullah, saya meminta pertolongan Tuhan agar saya bersama-sama pimpinan Partai Demokrat bisa menemukan solusi atau jalan keluar yang tepat, bijak, dan bermartabat. Alhamdulillah, secara rasional, atas petunjuk Yang Mahakuasa, saya memiliki opsi dan solusi,” kata Yudhoyono di dalam pesawat kepresidenan, sesaat sebelum mendarat di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (7/2) siang.
”Tentu saya akan bicarakan dulu, segera setelah saya tiba di Tanah Air. Tidak bagus dibicarakan di sini, sebelum saya bertemu yang lain-lain,” lanjut Yudhoyono tanpa memerinci solusi yang dimaksud.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah kader Partai Demokrat meminta Yudhoyono turun tangan mengatasi persoalan terus menurunnya popularitas partai yang menyentuh angka
Yudhoyono yang mengakhiri lawatannya selama delapan hari ke empat negara di Afrika dan Timur Tengah tersebut juga mengakui telah mengirimkan pesan singkat kepada pimpinan dan kader Partai Demokrat. Pesan singkat yang sama juga ditujukan kepada Anas. Dalam pesan singkat itu, Yudhoyono mengajak kader untuk berdoa bersama, memohon petunjuk dan pertolongan Allah, agar Demokrat mendapat jalan keluar dari persoalan yang mendera.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarifuddin Hasan, meyakini, Yudhoyono telah memiliki solusi bagi persoalan yang mendera Demokrat.
Di Canberra, Australia, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, EE Mangindaan, mengatakan, partainya sedang kalah ”perang di udara”. ”Kondisi ini harus dinetralisasi. Apalagi, menurut Lembaga Survei Indonesia, Partai Demokrat dinilai banyak korupsi,” ujar Mangindaan.
Menurut Mangindaan, Yudhoyono sebaiknya perang di udara (di tataran atas perpolitikan), sedangkan dia berperang di darat. ”Biar saya saja yang menghadapi akar rumput, dengan kehalusan dan kesantunan saya. Saya mampulah perang di darat,” ujarnya.
Di Manado, kader Partai Demokrat Sulawesi Utara, Sinyo Sarundajang, meminta Yudhoyono mengambil alih kepengurusan DPP Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum sebagai tindakan darurat menyelamatkan partai dari kehancuran.