Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suswono dan Luthfi Sering Komunikasi

Kompas.com - 02/02/2013, 03:37 WIB

Jakarta, Kompas - Menteri Pertanian Suswono mengatakan, sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera, dirinya sering berkomunikasi dengan Presiden PKS (saat itu) Luthfi Hasan Ishaaq. Namun, komunikasi via telepon di antara keduanya, kata Suswono, tidak terkait importasi atau penentuan kuota impor daging sapi per perusahaan.

”Lucu juga kalau tidak pernah berkomunikasi, kami sama-sama di partai. Tetapi kalau berkomunikasi terkait impor atau alokasi impor daging sapi, tidak pernah. Saya tidak pernah berkomunikasi terkait hal itu,” kata Suswono di Jakarta, Jumat (1/2).

Penegasan Suswono menjawab pertanyaan wartawan terkait informasi penyadapan rekaman oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berisi komunikasi antara Menteri Pertanian dan Presiden PKS itu. Komunikasi diduga terkait pemberian komisi dalam impor daging sapi.

Dalam kasus dugaan kasus suap pengaturan kuota impor daging sapi yang telah menetapkan Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka, KPK akan memulai pemeriksaan terhadap saksi-saksi pekan depan. Tidak tertutup kemungkinan saksi yang akan diperiksa adalah para pejabat Kementerian Pertanian (Kementan), termasuk Suswono.

Kepastian pemeriksaan para saksi kasus tersebut disampaikan Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Jumat. ”Tidak tertutup kemungkinan, apabila diperlukan oleh penyidik, Menteri Pertanian akan dimintai keterangan,” katanya.

Suswono pun mengatakan siap diperiksa KPK. Dia akan terbuka kepada KPK. Bahkan, dia juga meminta semua bawahannya di Kementan untuk memberikan semua data atau dokumen yang diminta KPK.

Suswono menjelaskan, saat Luthfi ditangkap, dirinya tengah berada di kantor Kementan untuk memimpin rapat. Rapat yang dipimpinnya itu berlangsung dari pukul 14.00 sampai 21.30.

Meski begitu, ketika sejumlah wartawan mendesak agar Kementan transparan dan mau memberikan data alokasi pemberian rekomendasi kuota impor daging per perusahaan, Kementan tidak bersedia memberikan data tersebut. Ketika wartawan mendesak agar data tersebut dibacakan, Kementan juga tidak mengabulkan.

Dalam pengembangan penyidikan dari keterangan saksi-saksi, penyidikan KPK juga diperkuat tambahan alat bukti yang diperoleh dari hasil penggeledahan. Pada Kamis (31/1), KPK menggeledah empat tempat, yakni kantor PT Indoguna Utama, kantor Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian, apartemen Ahmad Fathanah, dan rumah Arya Abdi Effendi.

”Dari penggeledahan yang dilakukan di empat tempat tersebut, KPK menemukan dokumen dan laptop yang berkaitan dengan penyidikan. Beberapa di antaranya semakin menguatkan penyidikan,” kata Johan.

Johan juga mengatakan, KPK tidak akan berhenti hanya pada empat tersangka, yakni mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, dua direktur PT Indoguna Utama, yaitu Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, serta Ahmad Fathanah yang disebut sebagai orang dekat Luthfi.

KPK, kata Johan, juga akan menelusuri apakah uang Rp 1 miliar yang disita adalah uang muka atau pemberian kedua, atau apakah akan ada pemberian selanjutnya, termasuk adakah pihak-pihak lain yang terlibat.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebelumnya mengatakan, Luthfi diduga menggunakan pengaruhnya untuk mengintervensi pejabat Kementan sebagai pemilik wewenang dalam menetapkan kuota impor daging sapi. PT Indoguna Utama merupakan pengimpor daging sapi. PT Indoguna Utama diduga menjanjikan fee Rp 40 miliar untuk mendapat jatah kuota impor 8.000 ton daging sapi tahun 2013. Nilai fee tersebut dihitung dari 8.000 ton daging dikalikan dengan Rp 5.000 per kilogram.

Penangkapan Ahmad Fathanah, salah satu tersangka, membuat keluarga besarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, kaget. Dalam jumpa pers, Jumat, Zulkifli mengakui Ahmad Fathanah adalah adiknya. ”Ahmad itu anak ke-8 dari 10 bersaudara,” ujar Zulkifli. Ayah mereka adalah KH Fadeli Luran, pendiri Yayasan IMMIM (Ikatan Masjid Mushala Indonesia Muthahidah). Pihak keluarga sangat terpukul dengan musibah yang menimpa Ahmad.

Namun, Zulkifli menegaskan kasus yang dialami Ahmad tidak ada kaitannya dengan keluarga atau Yayasan IMMIM. Sejak merantau ke Jakarta 15 tahun silam, Ahmad jarang berkumpul dengan keluarga di Makassar. Meskipun sama-sama tinggal di Jakarta, Zulkifli jarang bertemu Ahmad. ”Bisnis adik saya cukup banyak, tetapi saya tak tahu persis di bidang apa saja,” ujarnya.

Anis, presiden baru

Setelah pengunduran diri Luthfi, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) Partai Keadilan Sejahtera memilih M Anis Matta sebagai presiden baru dan Taufik Ridho sebagai sekretaris jenderal. Selain menekankan perlunya konsolidasi, Anis mengajak kader partai untuk melakukan pertobatan nasional.

Anis, yang sebelumnya adalah sekjen, ditetapkan sebagai Presiden PKS oleh DPTP yang dipimpin Ketua Majelis Syuro KH Hilmi Aminuddin di kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS di Jalan Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat sore. Muhammad Taufik Ridho, yang sebelumnya Ketua DPP, menjadi sekjen baru.

Musyawarah diikuti Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Untung Wahono, Ketua Dewan Syariat Pusat Surahman Hidayat, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, dan Anis Matta. Hadir juga Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid dalam jumpa pers. Hilmi menjelaskan, ”DPTP menugaskan presiden partai baru untuk konsolidasi sesegera mungkin sebagaimana mestinya.”

Dalam sambutannya, Anis memberikan penghargaan kepada Luthfi. Semua kader partai mencintai dan memercayai integritasnya. Kasus yang menimpa partai merupakan konspirasi besar yang ingin menghancurkan partai. ”Ini momentum pembenahan diri dan momentum kebangkitan,” katanya.

Semua kader partai diminta menjaga persaudaraan dan kebersamaan dan bekerja keras. Anis mengajak kader dan pengurus PKS untuk melakukan pertobatan nasional.

”Sebagai manusia, kita pasti melakukan kesalahan. Kita mulai dari istigfar (permohonan ampun pada Tuhan) dan bertobat,” katanya seraya menyatakan akan mundur dari DPR. (FAJ/RIZ/MAS/IAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com