Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejujuran di Ruang Dinasti

Kompas.com - 30/01/2013, 04:10 WIB

Kawasan Cirebonan menghadirkan sebuah mimpi yang lain, di tengah mimpi-mimpi tentang karakter pemimpin yang merakyat, yang tumbuh subur di daerah-daerah lain di bumi Pasundan.

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, masyarakat di wilayah Cirebonan lebih condong membutuhkan pemimpin yang jujur dibandingkan wilayah lainnya. Aspek kejujuran disuarakan oleh 53,3 persen responden di kawasan ini, sementara di Tatar Priangan hanya disuarakan 36,5 persen dan di wilayah penyangga Jakarta (Megapolitan) hanya disampaikan 31,6 persen responden. Wabah pemimpin yang merakyat yang ditularkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampaknya terhalang kuatnya kultur tradisional Cirebonan.

”Karakter kepemimpinan di Cirebon bisa dibaca dari Sunan Gunung Jati. Ia seorang yang lurus, alim, dan mengayomi. Ia berani dan cerdas, di samping punya ilmu kanuragan dan kesaktian,” ungkap Ahmad Syubbanuddin Alwy, budayawan Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah tokoh sentral dalam sejarah Kesultanan Cirebon.

Hasil survei juga menunjukkan, dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat, masyarakat di kultur Cirebonan lebih setia dengan trah pemimpin dengan afiliasi partai politik. Sebagian masyarakat, terutama di Indramayu dan Kabupaten Cirebon, menganggap kebangsawanan sebagai hal yang cukup penting. Dalam konteks yang demikian, tidak mengherankan jika dinasti politik tidak terlalu dipersoalkan di wilayah tersebut.

Kesetiaan terhadap partai politik juga cenderung melekat pada figur pemimpin, terutama di wilayah Indramayu. Di sini bahkan 78,2 persen responden survei cenderung memilih figur pemimpin yang diusung partai yang sama dengan pilihan mereka.

Indramayu merupakan lumbung suara Partai Golkar dengan perolehan suara paling tinggi (41,19 persen) dibandingkan dengan daerah-daerah lain di seluruh Jawa Barat. Dalam pilkada langsung yang pertama dilakukan (2005), calon petahana Irianto Mahfudz Sidik (Yance) yang diusung Golkar menang mutlak dengan 67,5 persen suara. Kemenangan itu juga terulang ketika istrinya, Anna Sophanah, mencalonkan diri menjadi bupati periode 2010-2015.(Bambang Setiawan/Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com