Jakarta, Kompas -
Desakan itu disampaikan sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Robertus Robet, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay secara terpisah di Jakarta, Selasa (1/1).
Publik terus menyoroti kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II yang dianggap rendah. Satu menteri menjadi tersangka kasus korupsi, beberapa terindikasi terlibat kasus korupsi, sementara sejumlah menteri lain lebih sibuk mengurus partai ketimbang tanggung jawabnya di kabinet.
Robertus menilai, dari segi kebijakan, sebenarnya kinerja pemerintah cukup baik. Namun, pelaksanaan kebijakan oleh para menteri masih kurang akibat banyak menteri yang menjabat bukan lantaran keahlian, melainkan karena akomodasi politik. Mereka bekerja bukan untuk republik, melainkan untuk partai asalnya.
Pemerintahan Yudhoyono akan selesai pada 2014 dan akan ada banyak menteri politisi yang lebih sibuk memikirkan pemilu daripada bekerja. Presiden perlu bersikap tegas untuk menjaga pemerintahannya berjalan baik. Presiden masih memiliki waktu untuk menambah kualitas pemerintahannya.
”Tentang reshuffle (perombakan) kabinet, saya kira Presiden akan melakukan langkah yang tidak akan membuat gaduh di masa-masa menjelang 2014. Ganti menteri yang kinerjanya buruk dengan figur-figur yang profesial, cukup dekat, dan bisa diandalkan oleh Presiden secara personal, dan memiliki reputasi publik,” katanya.
Saleh P Daulay berharap Presiden tidak ragu mengganti menteri-menteri yang dinilai tidak mampu melaksanakan tugas-tugas negara. Jika betul ada rencana perombakan kabinet, semestinya Presiden mengangkat menteri atas dasar profesionalisme, bukan pertimbangan politik. Dua tahun terakhir SBY adalah tahun pengabdian yang akan dikenang banyak orang.
”Kalau dua tahun ini tidak bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas pelayanannya kepada rakyat, dikhawatirkan orang akan lebih banyak mengingat hal-hal yang tidak penting dari Yudhoyono, seperti karut-marut politik di masanya,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengatakan, partai-partai yang tergabung dalam koalisi berkomitmen mendukung pemerintah Yudhoyono hingga 2014. ”Ini tertuang dalam code of conduct,” paparnya.
Selain PKB, koalisi pendukung pemerintah adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, serta Partai Keadilan Sejahtera.
Yuddy Chrisnandi, politisi partai nonkoalisi dari Partai Hanura, optimistis kinerja kabinet pada 2013 akan membaik. Pertama, saat ini merupakan periode terakhir Yudhoyono sebagai presiden sehingga ia akan habis-habisan untuk bisa meninggalkan warisan berupa kesuksesan.
Kedua, para menteri harus berlomba memperbaiki kinerja agar tidak tersapu sikap tegas Presiden atau kritik publik. Para menteri juga berupaya agar bisa terpilih kembali menjadi menteri pada 2014 oleh presiden yang baru.