Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Rugi, Kini PT RNI Raih Laba Rp 450 Miliar

Kompas.com - 31/12/2012, 20:36 WIB
Tjahja Gunawan Diredja

Penulis

SIDOARJO, KOMPAS.com- Salah satu perusahaan BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), akhirnya mampu mencetak laba hingga Rp 450 miliar. Itu baru laba hasil konsolidasi, diperkirakan laba bersihnya nanti sekitar Rp 300 miliar.

Ini merupakan pencapaian spektakuler bagi RNI karena selama 48 tahun berdiri, perusahaan yang banyak bergerak dalam industri gula ini tidak pernah mencatat laba yang spektakuler. Laba tertinggi RNI tahun 2009 Rp 118 miliar, itu pun karena ada penjualan aset perusahaan, bukan laba operasional bisnis. Sebelumnya, secara konsolidasi selalu di bawah Rp 100 miliar.

Pada tahun 2011, PT RNI membukukan kerugian Rp 68,4 miliar. Namun, setelah Menteri BUMN Dahlan Iskan merombak direksi PT RNI pada bulan Maret 2012, kinerja perusahaan ini melejit.

"Alhamdulillah, kinerja RNI naik hingga 500 persen hanya dalam waktu sembilan bulan. Ini di luar ekspektasi pemegang saham (Kementerian BUMN)," ujar Dirut PT RNI Ismed Hasan Putro, saat berkunjung ke Pabrik Gula Candi Baru di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (31/12/2012).

Menurut Ismed, keuntungan perusahaan juga dirasakan para karyawan. Mereka mendapatkan kenaikan jasa produksi atau jasprod yang besar. Bahkan, karyawan pabrik gula di Malang yang berada di bawah PT Rajawali I, bisa memperoleh jasprod hingga 15 kali gaji.

"Jasa produksi itu akan dibagikan nanti bulan Januari 2013," kata Ismed.

Kenaikan jasa produksi itu dirasakan semua karyawan, mulai dari level pimpinan, general manager, hingga sopir. Terdapat empat anak perusahaan yang telah memberikan kontribusi pada laba RNI, yakni pabrik gula (Rajawali I dan II), perusahaan sawit (Mitra Ogan) di Sumatera Selatan, perusahaan farmasi (Phapros), dan PT Nusindo.

Dari empat perusahaan tersebut, pabrik gula menyumbang 70 persen terhadap laba perusahaan. Bahkan, lanjut Ismed, PT Rajawali I yang mengelola tiga pabrik gula di Jawa Timur mampu meraup laba hingga Rp 190 miliar.

Ismed menjelaskan, strategi yang dilakukan manajemen baru RNI ada empat hal. Pertama, melakukan efisiensi secara ketat. Kedua, melakukan strategi baru dalam penjualan gula dengan memasuki pasar ritel. Ketiga, mengubah budaya kerja. Keempat, menghapuskan budaya ngentit (mencuri) gula, pengadaan, dan lain-lain.

Menurut Ismed, anak perusahaan yang masih rugi adalah perusahaan pabrik kulit (PT Tanjung Sari) dan pabrik kondom di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com