Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Pasang 15 Sensor Hujan dan 19 Sensor Lahar Dingin

Kompas.com - 07/12/2012, 21:07 WIB
Regina Rukmorini

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com -  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memasang 15 sensor hujan dan 19 sensor deteksi gerakan lahar dingin di hulu sungai, di kawasan puncak Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, serta Kabupaten Klaten dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hasil deteksi senso r ini disampaikan kepada simpul-simpul perwakilan masyarakat melalui pesan singkat (SMS) di telepon selular.

Demikian dituturkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (7 /12/2012).

Melalui SMS, hasil deteksi sensor tersebut disampaikan dalam bentuk informasi tentang curah hujan, durasi hujan, dan gerakan lahar dingin di sungai-su ngai yang berhulu di Gunung Merapi.

Informasi ini diharapkan dapat menjadi info awal bagi masyarakat untuk segera mengambil upaya persiapan, jika sewaktu-waktu terjadi banjir lahar dingin.

Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 telah mengeluarkan material vulkanik sebanyak 130 juta meter kubik yang tersebar di wilayah tenggara, selatan, dan barat kawasan Gunung Merapi, dalam bentuk endapan piroklastik.

Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 80 juta meter kubik di kawasan puncak, yang berpotensi turun sebagai banjir lahar dingin jika terjadi curah hujan lebih dari 20 milimeter dalam durasi wa ktu dua jam. Banjir lahar dingin berpotensi terjadi di Kali Woro, Kali Opak, Kali Gendol, Kali Code, Kali Kuning, Kali Krasak, Kali Putih, dan Kali Pabelan yang merupakan gabungan dari Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu yang ada di atasnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo, mengatakan, pada musim hujan kali ini pihaknya menerima informasi tentang curah hujan dan potensi banjir lahar dingin, melalui pesan singkat dari BNPB.

Sejauh ini, dari informasi-informasi yang diterima, intensitas curah hujan masih di bawah normal, sehingga belum berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin.

"Berdasarkan informasi dari BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika), puncak hujan baru akan terjadi pada akhir Desember hingga Februari," ujarnya.

Kendati demikian, ungkap Joko, pihaknya tetap melakukan berbagai upaya antisipasi banjir lahar dingin. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain membuat rencana kontijensi banjir lahar dingin, menyelenggarakan pelatihan siaga bencana bagi 80 relawan dari 21 komunitas, dan membuat update kawasan rawan banjir lahar dingin.

Berdasarkan hasil pendataan terakhir, banjir lahar dingin berpotensi menerjang 322 dusun di 58 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Magelang.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com