Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Anggota Satpol PP yang Galau

Kompas.com - 05/12/2012, 15:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pamong masyarakat, anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sudah tentu dituntut memberi pelayanan yang maksimal untuk kepentingan dan ketertiban masyarakat. Namun, semua menjadi sulit karena fakta di lapangan terlalu dinamis, sehingga tak jarang semua tugas yang ingin dilakukan terbentur dengan nurani di dalam hati.

Rabu (5/12/2012) siang ini misalnya. Saat ratusan petugas Satpol PP ikut bergabung mengamankan jalannya demonstrasi yang digelar ribuan buruh di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Satpol PP juga "dititipkan" untuk menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) yang seketika dapat menjamur, berbaur di tengah padatnya massa demonstran.

Double jobs yang dibebankan membuat anggota Satpol PP merasa galau. Mereka harus bertugas mengawal jalannya aksi demonstrasi, tapi di sisi lain juga harus memastikan tak ada PKL yang berkeliaran di depan Istana Kepresidenan tersebut.

Seorang anggota Satpol PP yang dijumpai Kompas.com di lokasi, Afrizal mengakui kebingungannya. Menurutnya, tak ada kesamaan instruksi dari jajaran di atasnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta menuntut seluruh anggota Satpol PP di Jakarta untuk mengedepankan komunikasi persuasif tanpa harus mengurangi ketegasan dalam bertugas. Namun demikian, kata Afrizal, instruksi lain juga datang dari DPRD DKI Jakarta yang menginginkan lokasi tertentu, khususnya jalan protokol yang kerap dilintasi tamu-tamu negara untuk bersih dari aktivitas PKL.

"Kan kita jadi bingung, di atas tuntutannya beda, di bawah, para pedagang juga suka melawan, kan jadi ngasih tekanan lain ke kita," kata Afrizal.

Untuk menyiasati itu, Afrizal mengaku terus berkomunikasi dengan "pentolan" para PKL. Intinya untuk mencapai kebaikan bersama, Satpol PP dapat bertugas sesuai instruksi, dan PKL juga bisa tetap mencari nafkah walau dengan "kucing-kucingan".

"Kita kan kenal sama semua pedagang ini, kepalanya sudah kita pegang. Kita ingin sama-sama enaklah, sama-sama kerja," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com