Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Pidato Antikorupsi, tetapi Uang Negara Dirampok Terus

Kompas.com - 04/12/2012, 03:46 WIB

Pengantar Redaksi

Usman Hamid masih terus berjuang membela rakyat yang menjadi korban kekerasan. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini meneruskan Munir sebagai Koordinator Badan Pekerja dan Ketua Dewan Federasi Kontras se-Indonesia hingga kini.

Diawali sebagai anggota tim investigasi yang dibentuk Universitas Trisakti (Usakti) untuk mengusut tragedi 12 Mei 1998, aktivitas Usman terus bergerak. Ia juga menjadi Sekretaris Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II yang dibentuk Komisi Nasional HAM hingga kemudian aktif di Kontras. Usman juga aktif mendukung gerakan antikorupsi dan perlindungan satwa lumba- lumba serta memberi perhatian pada tata ruang Kota Jakarta.

Selain aktif di Kontras, Usman juga menjadi direktur kampanye petisi perubahan sosial bernama Change.org Indonesia yang bisa digunakan oleh siapa pun untuk berkampanye perubahan sosial.

Meski begitu, perjuangan untuk menguak tabir misteri kematian Munir tidak ditinggalkan.

Apa tantangan terbesar yang pernah Anda alami dalam perjuangan membela rakyat?

(Jeffri Gunawan, Jakarta)

Tantangan terbesar adalah melawan rasa takut. Saat itu, Kontras diserang terkait pemanggilan Jenderal Wiranto ke KPP HAM Trisakti & Semanggi. Penyerang datang dengan 10 bus. Mereka beringas, memaki, membawa senjata tajam, dan merusak. ”Mana Munir Kontras, mana Usman Hamid KPP HAM, antek asing, Yahudi, Kristen, anti-Islam, PKI!”

Kami sedikit, tak sebanding, tetapi saya merasakan sekali arti berjuang dan berbagi risiko bersama. Di antara ketakutan, saya selalu ingat kembali bahwa di luar sana ada kepiluan, keputusasaan dan air mata keluarga yang menjadi korban kekerasan negara.

Bagaimana seharusnya pemerintah menyikapi kasus-kasus pelanggaran HAM? Menurut Anda, kriteria pemimpin seperti apa yang bisa membongkar kasus pelanggaran HAM untuk 2014?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com