Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Orangtua Ajarkan Perilaku Antikorupsi Sejak Dini...

Kompas.com - 20/11/2012, 10:07 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan antikorupsi sejak usia dini yang ditanamkan pada anak-anak, ternyata dapat mengantar mereka menjadi seorang yang sukses di kemudian hari. Abraham Samad adalah contohnya. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengaku mendapatkan pendidikan antikorupsi sejak dini dari peran orangtuanya di rumah.

"Saya belajar dari kapur tulis di sekolah dulu. Sesudah belajar itu, guru-guru biasanya membiarkan kapur tulis di kelas, karena mereka pikir, kapur tak ada harganya waktu itu. Saya suka membawa kapur tulis itu ke rumah untuk menggambar-gambar di papan tulis yang ada di rumah saya," tuturnya. .

Abraham mengaku saat itu tak sadar bahwa kapur yang dibawanya ke rumah itu adalah bukan hak miliknya. Tetapi, kalau bukan orangtuanya yang mengingatkan, maka kapur itu sudah habis dipakainya untuk menggambar.

"Pendidikan sejak dini yang ditanamkan orangtua saya begitu melekat. Ketika saya sampai di rumah, ibu saya bilang, kapur ini bukan hak milik kita, besok jangan kamu pakai kapur ini di rumah. Dan kembalikan pada guru di sekolah," kenangnya mengingat masa lalu.

Abraham mengatakan orangtuanya selalu menunjukkan perhatian dengan teguran dan nasihat untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan hak miliknya.

"Pagi-pagi saya mau berangkat ke sekolah naik sepeda bapak saya, tapi kapur yang sudah saya siapkan untuk dikembalikan ke guru itu hampir lupa saya bawa. Dan lagi ibu saya mengingatkan saya untuk membawa kapur itu ke sekolah. Ini hal sepele, tapi membekas sejak dini," katanya lagi.

Abraham juga menambahkan, orangtuanya selalu menekankan anak-anaknya untuk tahu betul apa yang menjadi hak dan yang bukan haknya. Dengan demikian, pembentukan karakter seperti itu akan berfungsi hingga pada usia dewasa nanti.

"Jika penerapan pendidikan sejak dini dilakukan orangtuanya, maka untuk selanjutnya, perilaku korupsi sudah tidak mampu lagi memengaruhinya. Anak tidak mudah terkontaminasi lingkungan," ujarnya.

Untuk menunjang peran orangtua di rumah, Abraham juga menambahkan, pengetahuan anak akan nilai-nilai integritas bisa diberikan melalui buku-buku bacaan anak. Buku-buku tersebut, menurutnya dapat berfungsi tidak hanya memberi dasar-dasar pengetahuan, tetapi juga penanaman langsung pendidikan karakter anak.

"Buku-buku yang seperti ini biasanya tidak hanya membawa banyak pengetahuan bagi kita semua, tetapi muatan humanis yang tinggi, serya sajian yang sederhana akan mudah dicerna anak-anak sehingga penanaman nilai tersebut sampai," ujarnya mengakui buku tersebt tidak hanyan mencerdaskan anak secara intelektual, tetapi membangun karakter generasi bangsa.

"Saya tidak mau, generasi yang baru nanti benar-benar cerdas secara intelektual tetapi miskin nuraninya," ujarnya.

Untuk itu, dia memperbolehkan enam seri buku cerita 'Tunas Integritas' yang diluncurkan KPK, Senin (19/11/2012), untuk diperbanyak demi kepentingan pendidikan. Dengan demikian, menurutnya, penanaman sembilan nilai integritas yang disebutkan dalam buku dapat tersampaikan pada anak-anak Indonesia yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com