Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Israel Berlanjut

Kompas.com - 18/11/2012, 02:09 WIB

Rafah, Kompas - Deru pesawat tempur Israel, Sabtu (17/11) siang, terdengar bergemuruh di atas langit kota Rafah, kota perbatasan di Mesir yang menjadi pintu masuk ke Jalur Gaza, Palestina. Beberapa saat kemudian, kepulan asap hitam terlihat jelas membubung dari wilayah Jalur Gaza yang digempur jet tempur Israel itu.

Suasana kota Rafah sisi Mesir mengingatkan suasana ketika Israel melancarkan agresi militer pada Desember 2008-Januari 2009. Berkali-kali pesawat tempur Israel terbang di atas Rafah dan menjadi tontonan penduduk setempat.

Beberapa warga keluar dari toko di jalan utama kota tersebut untuk menonton pesawat-pesawat Israel terbang melintas. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Musthafa Abd Rahman dari Rafah, Mesir.

Tingginya frekuensi penerbangan pesawat Israel di atas kota Rafah menunjukkan sebagian besar sasaran gempuran pada hari Sabtu berada di kawasan Jalur Gaza selatan, persisnya di sekitar kota Khan Yunis dan Rafah sisi Palestina.

Dari jauh terlihat jelas, jet-jet tempur Israel menggempur tanah kosong atau perkebunan di dekat kota Rafah sisi Palestina yang terlihat sepi. Di jalan-jalan kota itu, tak terlihat arus lalu lintas.

Hanya sesekali satu-dua kendaraan terlihat melintas di salah satu jalan di kota tersebut. Hampir bisa dipastikan, penduduk Rafah sisi Palestina telah berlindung di bawah tanah, menghindari serangan udara Israel.

Laporan media menyebutkan, Israel menggempur sejumlah lokasi strategis di Jalur Gaza. Kantor Perdana Menteri (PM) Palestina yang sehari-hari menjadi kantor PM pemerintahan Hamas, Ismail Haniya, menjadi salah satu sasaran gempuran. Sebagian besar kantor itu hancur. Pesawat tempur Israel juga menggempur markas polisi dan gedung Kementerian Dalam Negeri Hamas di Gaza City.

Juru bicara militer Israel mengungkapkan, pesawat tempur Israel telah menggempur 85 sasaran sejak Sabtu dini hari. Sepanjang Sabtu, Israel melancarkan tak kurang dari 180 serangan udara.

Hingga Sabtu malam, 31 warga Palestina tewas dan lebih dari 290 orang luka-luka, 140 di antaranya anak-anak. Di pihak Israel, serangan rudal Hamas menewaskan lima tentara Israel.

Rakyat terguncang

Media utama Israel, seperti Yedioth Ahronoth, The Jerusalem Post, dan Maariv, Sabtu, mengungkapkan, rakyat Israel terguncang setelah beberapa roket Hamas mampu menjangkau kawasan Tel Aviv dan Jerusalem.

Di Jalur Gaza bagian selatan, 4 tentara Israel dan 5 warga sipil terluka dalam serangan roket yang menghantam sebuah bangunan dan mobil. Pihak militer Israel menyatakan telah menutup semua jalan utama di sekitar Gaza dan menyatakan kawasan itu sebagai zona militer tertutup.

Otoritas militer Israel mengatakan, sejak hari Rabu, militan Palestina telah menembakkan 600 roket yang melintasi kawasan perbatasan. Namun, 230 roket di antaranya dihalau sistem pertahanan udara Israel.

Para analis Israel menyebutkan, kemampuan roket Hamas menjangkau Tel Aviv dan Jerusalem telah mengubah kalkulasi para pemimpin politik dan militer Israel.

Sebelumnya, Brigade Izzuddin el Qassam mengklaim, rudal terbaru tipe M75 telah menghantam sasaran di Jerusalem. Militer Israel mengakui, salah satu roket dari Jalur Gaza jatuh dekat permukiman Yahudi, Gush Etzion, dekat Jerusalem timur dan di dekat pantai kota Tel Aviv.

Sidang kabinet mini Israel yang dipimpin PM Benjamin Netanyahu menyetujui pemanggilan segera 75.000 anggota pasukan cadangan untuk mengantisipasi kemungkinan operasi militer lanjutan Israel di Jalur Gaza.

Pada saat bersamaan, pasukan darat Israel yang diperkuat ratusan tank tempur utama Merkava terus didatangkan ke sekitar Jalur Gaza.

Menurut laporan televisi Al Jazeera dari Tel Aviv, pemanggilan pasukan cadangan Israel dalam jumlah besar menandakan Israel kemungkinan besar akan melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza.

Namun, Hamas mengaku tak gentar menghadapi kemungkinan serangan darat Israel itu. Salah satu juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan, Israel sudah tahu yang akan mereka hadapi jika memasuki Jalur Gaza melalui darat.

Hentikan kekerasan

Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar kekerasan antara Israel dan Palestina segera dihentikan. Yudhoyono menyerukan Dewan Keamanan PBB mengambil langkah tegas untuk menghentikan kekerasan dan mencegahnya semakin meluas.

”Yang sudah terjadi sekarang harus segera dihentikan. Indonesia sangat berharap Dewan Keamanan PBB mengambil langkah tegas dan tepat untuk menghentikan kekerasan,” ujar Yudhoyono, Sabtu, dalam jumpa pers di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Kamboja.

Menurut Yudhoyono, pada 2008-2009, konflik serupa terjadi dan berlangsung selama sekitar tiga minggu. Ribuan orang tewas dan bangunan sipil hancur. ”Karena itu, ada tanggung jawab moral bagi semua pemimpin untuk tidak membiarkan penduduk sipil menjadi korban atas konflik yang terjadi ini,” ujarnya.

Presiden menyatakan sikap Indonesia sangat jelas, yakni mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dengan konsep solusi dua negara. ”Sekarang baru ada satu negara, yaitu Israel. Kita berharap menjadi dua negara, yakni Israel dan Palestina. Kalau itu bisa terwujud, insya Allah, konflik bisa dicegah atau diakhiri,” tuturnya.

Sementara itu, dunia internasional semakin khawatir dengan eskalasi konflik di Gaza. PM Italia Mario Monti mengaku telah meminta PM Israel Benjamin Netanyahu agar memulai proses gencatan senjata.

Di Washington, Presiden Amerika Serikat Barack Obama memuji upaya Presiden Mesir Muhammad Mursi membantu meredakan kekerasan di Gaza. Dia juga berharap stabilitas di Jalur Gaza dapat dipulihkan.

Dari arena KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, dilaporkan, para menteri luar negeri negara-negara ASEAN prihatin dengan situasi Timur Tengah yang memburuk.

”Kita (ASEAN) sangat prihatin karena situasi di Timur Tengah makin buruk, baik itu dimensi Suriah dan Turki, dan sekarang Palestina dan Israel. Kita menyerukan agar konflik bisa segera dihentikan dan aksi-aksi Israel bisa dihentikan,” tutur Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, Sabtu malam. (AP/AFP/REUTERS/GRE/ATO/WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com