Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari Capres Cerdas dan Bisa Jadi Teladan

Kompas.com - 13/11/2012, 06:04 WIB

KOMPAS.com — Senin, 29 Oktober 2012, Rumah Kebangsaan: Gerakan Indonesia Memilih, kelompok pemburu para pemimpin Indonesia mendatang, termasuk calon presiden untuk pemilihan presiden tahun 2014, memperkenalkan diri di teater kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Acara diisi perkenalan dengan pembacaan teks deklarasi oleh Komaruddin Hidayat dan orasi singkat Burhanudin Muhtadi. Hadirin disuguhi pergelaran ”dongeng kebangsaan” oleh Garin Nugroho dengan iringan petikan gitar Jubing Kristianto dan alunan suara lagu ”Serumpun Padi” oleh Cornelia Agatha, Edo Kondologit, Nana Subiantoro, dan Sukardi Rinakit (nada suaranya fals, tetapi menarik perhatian).

Tampil di panggung tempat dongeng itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Menteri Lingkungan Hidup pemerintahan Presiden Soeharto, Emil Salim.

Tepuk sorak untuk Emil Salim ketika dia mengatakan, ”Sebaiknya para calon presiden untuk pemilihan presiden 2014 dan seterusnya adalah orang-orang usia 40 tahun sampai 55 tahun saja.” Emil Salim juga berharap presiden mendatang punya visi, wawasan, dan bisa bicara dengan bahasa rakyat yang menyentuh hati bangsa ini.

Tiga presiden Indonesia yang dia sebut menurun kurun 20 tahunan, yakni Soekarno (Bung Karno), Soeharto, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bung Karno disebut sebagai pendiri negara, pembangunan kebangsaan, nasionalisme, dan karakter bangsa. Soeharto adalah pembangun ekonomi. Sementara Yudhoyono memimpin di masa transisi. Yudhoyono atau SBY memimpin bangsa ini tidak terkena imbas resesi ekonomi Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Jusuf Kalla antara lain mengatakan, soal visi dan misi suatu hal yang sudah ada di bangsa dan negara ini. ”Presiden harus bisa menjadi teladan, cerdas, dan mampu membawa bangsa berjalan menuju ke alam kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan,” ujarnya.

JK menyebut soal keharusan menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika memberi penjelasan dengan mengaitkan soal fiskal, rakyat tak mengerti bahasa itu. ”Rakyat diberi pilihan, harga BBM tak dinaikkan, tetapi hasilnya dinikmati segelintir orang kaya atau harga minyak dinaikkan, tetapi jalan-jalan dibangun, diperbaiki, serta kesehatan dan pendidikan rakyat terjamin. Rakyat akan mengerti dengan bahasa ini,” papar JK.

JK juga bercerita ketika di kawasan Manggarai terjadi banjir. Warga Manggarai marah karena pintu air ditutup sehingga air meluap. Ketika pintu air dibuka, banjir sampai ke Istana Kepresidenan. ”Warga di Manggarai tidak marah lagi meski wilayahnya tetap banjir karena semua merasakannya,” ujar JK disambut tawa riang hadirin. Ada pula yang terkekeh-kekeh. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com