Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Diminta Evaluasi Dahlan

Kompas.com - 06/11/2012, 18:20 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta mengevaluasi Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, jika Dahlan tidak mengungkap seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang diduga memeras BUMN. Sikap Dahlan saat ini dinilai menjadi preseden yang tidak baik.

"Kalau Pak Dahlan tak sebut sepuluh nama, harus ada upaya mengevaluasi itu. Preseden ini jangan sampai jadi contoh komunikasi hubungan antarlembaga. Misalnya, ada satu pejabat menuduh pejabat lain, tapi buktinya minta usut sendiri," kata Ketua DPP PPP Arwani Thomafi di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Arwani menilai Dahlan tak konsisten dengan pernyataannya. Anggota Komisi V DPR itu menilai sikap Dahlan, yang tak mengungkap semua peristiwa pemerasan BUMN dan siapa anggota yang terlibat kepada Badan Kehormatan (BK) DPR, bakal memunculkan spekulasi negatif.

"Bisa muncul dugaan bahwa Pak Dahlan hanya lakukan langkah politik pencitraan atau ada tekanan dari pihak tertentu sehingga tak bisa sebut seluruh nama. Agar tak muncul praduga, maka sebut saja semua," ujarnya.

Arwani menambahkan, Dahlan tak cukup hanya memberikan informasi kepada BK karena dampaknya hanya di internal DPR. Seharusnya, kata Arwani, Dahlan juga membawa permasalahan itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi jika memang ingin membersihkan BUMN.

"Keinginan bersih-bersih BUMN bukan keinginan Pak Dahlan semata. Kami dari DPR juga ingin agar BUMN tertata dengan baik. Tapi kalau Pak Dahlan hanya sebut nama dan tidak ada data primer, maka ada ketidakseriusan yang dilakukan Pak Dahlan dan perlu dipertanyakan," katanya.

Dahlan menyebut ada tiga peristiwa upaya pemerasan terhadap tiga BUMN yang dilakukan oleh dua anggota Dewan. Anggota BK dari Fraksi PPP Usman Jafar menyebut kedua politisi itu berinisial IL dan S. Namun, kepada BK, Dahlan tak menyerahkan bukti atau hanya mengutip penjelasan jajaran direksi.

Sebelumnya, Dahlan menyebutkan telah mengantongi sekitar 10 nama politisi yang melakukan hal sama. Dahlan hanya mengungkap dua politisi dengan harapan BK akan menelusuri keterlibatan politisi lain.

Dahlan mengatakan, permintaan komisi oleh dua anggota DPR itu terkait pengalokasian anggaran penyertaan modal negara untuk sejumlah BUMN pada tahun ini. BUMN yang dimaksud adalah PT Garam (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), dan PT PAL Indonesia (Persero).

Baca juga:
Disebut Peras BUMN, Sumaryoto Merasa Difitnah
Dahlan: Biar DPR yang Mengumumkan
'Serangan' Dahlan Heboh Kayak Halilintar, Ternyata...
Idris Laena Siap Hadapi Dahlan Iskan
PDI-P Sebut Dahlan Kampungan
Politisi Pemeras BUMN Berinisial S dan IL
Ada Anggota DPR yang Minta 2.000 Ton Gula!

Baca juga berita terkait dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

    Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

    Nasional
    KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi 'Zonk' karena Koruptor Makin Pintar

    KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

    Nasional
    Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

    Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

    Nasional
    Pimpinan KPK Sebut OTT 'Hiburan' agar Masyarakat Senang

    Pimpinan KPK Sebut OTT "Hiburan" agar Masyarakat Senang

    Nasional
    Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

    Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

    Nasional
    Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

    Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

    Nasional
    Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

    Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

    Nasional
    Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi 'Online' Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

    Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi "Online" Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

    Nasional
    KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

    KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

    Nasional
    Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

    Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

    Nasional
    Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

    Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

    Nasional
    Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus 'Vina Cirebon'

    Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus "Vina Cirebon"

    Nasional
    Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

    Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

    Nasional
    Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

    Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com