Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Juara, Hartati Tempuh Separuh Bumi

Kompas.com - 05/11/2012, 06:03 WIB

Sri Hartati harus menempuh jarak separuh Bumi menuju Aguadilla, Puerto Riko, untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2012. Ia deg-degan, bahagia, dan kecewa saat menjadi juara dunia di kelas -57 kilogram. Dia nyaris mencetak rekor dunia di angkatan bench press.

”Saya dan Sari (lifter Noviana Sari) sempat drop karena nyaris tidak berangkat,” ujar Hartati di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Minggu (4/11). Keduanya baru mendarat.

Imron Rosadi, pemilik dan pelatih padepokan angkat berat dan angkat besi Gajah Lampung, sudah mengatur, Hartati akan berangkat ke Puerto Riko bersama pelatih yang juga manajer, Anna Maria, dan Noviana Sari. Mereka juga ditemani lifter putra Jambi, Robi Suyanto. Menurut rencana, mereka berangkat, Jumat (26/10). Namun, visa Anna baru terbit, Rabu (24/10).

Anna menyatakan, ”Saya amat deg-degan. Saya sempat bicara ke Hartati dan Sari, kalau visa saya tidak terbit, mereka berangkat sendiri. Tapi, Puji Tuhan, visa terbit juga.”

Kemarin pagi, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Angkat Besi, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Djoko Pramono menyambut dan mengalungi tim kecil yang membanggakan itu dengan rangkaian melati. Sekretaris Umum PB PABBSI Sonny Kasiran turut menjemput. Dua lifter putri Lampung itu membawa medali emas kelas -57 kilogram dan medali perak kelas -63 kilogram.

Pada 2010, Hartati juga merupakan juara dunia di kelas yang lebih rendah, -52 kilogram. Kembali menjadi lifter terbaik dunia kini, jelas Hartati bangga. Sayang, ia juga merasa dikecewakan para wasit, yaitu pada tiga kesempatan terakhir bench press. Ini adalah teknik mengusung barbel dengan posisi telentang di atas papan.

Angkatan pertamanya, 130 kilogram dinyatakan sempurna. Angkatan kedua 135 kilogram juga sempurna. Saat mengangkat 145 kilogram di kesempatan ketiga, dua wasit mengibarkan bendera merah untuk menandai angkatan Hartati tidak sempurna. Satu wasit mengangkat bendera putih. Sempurna.

”Kalau dua dari tiga wasit angkat bendera putih saja, saya sudah memecahkan rekor dunia angkatan bench press 140 kilogram di kelas -57 kilogram yang saya buat di Kejuaraan Asia Angkat Berat di Kobe, Jepang, 2011. Namun, hanya satu wasit yang angkat bendera putih,” ujar Hartati, lifter yang memulai aktif di cabang angkat beban sejak 1995 itu, dengan kecewa.

Anna memastikan, ia sudah melayangkan protes kepada wasit. Itu karena ia mencermati, Hartati mengangkat secara sempurna dengan pantat tetap menempel di papan dan tidak terangkat seperti kata wasit.

Sesuai prosedur protes, ia diminta membayar 100 dollar AS (sekitar Rp 950.000) dan melayangkan surat protes kepada wasit. ”Saya bersikeras, adakah uang yang saya bayarkan akan meluruskan penilaian wasit? Saya lebih baik tidak melayangkan protes. Kecewa juga,” ujar Anna.

Meski begitu, ujar Hartati, kekecewaan itu terbayar saat ia tetap menjadi yang terbaik di dunia. Perjuangannya menempuh jarak separuh planet Bumi pun tak sia-sia. (HLN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com