Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sel Teroris Sudah Terbentuk di Poso

Kompas.com - 23/10/2012, 03:11 WIB

Kekerasan dan teror terus merebak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Kekerasan itu semakin lama kian menunjukkan wajah aslinya, yakni tak terkait konflik antarwarga. Sel-sel jaringan kelompok teroris terbentuk di Poso.

Sel jaringan teroris itu tetap beraktivitas melakukan rekrutmen dan pelatihan secara tertutup. Jaringan kelompok teroris itu juga dapat memanfaatkan sel yang terbentuk untuk melakukan provokasi dan membuka konflik baru atau membuka ”luka lama”.

Demikianlah pemaparan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Ansyaad Mbai di Jakarta, Senin (22/10). Berikut petikan wawancara Kompas dengan Ansyaad Mbai.

Aksi kekerasan di Poso kembali terjadi lagi. Apa yang sebenarnya terjadi?

Itu rangkaian aksi teror dari jaringan yang selama ini beroperasi. Jadi, hal itu sudah jelas. Dari dulu sering saya jelaskan, sekarang ini ada jaringan di beberapa tempat. Kalau dilihat secara sederhana seakan-akan kelompok-kelompok itu terpisah. Namun, kelompok-kelompok itu sebenarnya jaringan yang besar.

Misalnya di Poso. Sejak ditangkap Naim dan Mujib, terbuka semua bahwa di Poso itu ada suatu kelompok teroris yang melakukan pelatihan sampai sembilan angkatan. Kalau satu angkatan diperkirakan 10 orang saja, sudah berapa? Namun, belum ada angka pasti berapa orang yang sudah direkrut dan dilatih di sana.

Kapan pelatihan sembilan angkatan itu di Poso?

Belum lama ini. Tahun 2011. Mereka melakukan pelatihan, rekrutmen orang di Solo. Mujib itu dari Solo. Pimpinan (kelompok di Poso) Santoso. Personel direkrut dari Jawa, Medan, dan Nusa Tenggara Barat. Di sana mereka melakukan pelatihan aksi teror, seperti merakit bom dan meledakkan bom. Jadi, ini jaringan semua. Yang ditangkap di Solo beberapa waktu lalu ada kaitan dengan Poso.

Mengapa pilihannya Poso?

Secara geografis, di Poso masih banyak hutan dan gunung. Poso juga eks wilayah konflik. Jadi, gampang membuka luka lama untuk mendapatkan alasan melakukan aksi teror dan memobilisasi kekuatan mereka.

Apakah jaringan kelompok teror itu sudah mengakar?

Jelas, mereka sudah mempunyai sel-sel yang cukup banyak di daerah konflik. Mereka tinggal mengaktifkannya saja. Mereka sudah mempunyai jaringan. Mereka juga melakukan penetrasi dalam masyarakat. Misalnya Naim. Dia mempersiapkan identitas baru dan memiliki pekerjaan sampingan (cover job). Itu akan sangat berbahaya kalau tidak diatasi.

Oleh karena itu, aspek kependudukan sangat penting. Hal ini semestinya dari pemerintah daerah di sana. Pemerintah daerah harus membuat mekanisme sehingga tidak mudah orang (dari luar Poso) mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP). Sekarang masih mudah dibuat KTP dengan nama alias-alias.

Apakah mereka memiliki jaringan dengan kelompok di luar negeri?

Yang sudah jelas kelompok Abu Omar. Kelompok Abu Omar membeli senjata di Filipina Selatan. Senjata dibeli dan dibawa oleh Farhan ke Indonesia. Pada Juli 2011 juga terjadi penangkapan terhadap kelompok Abu Omar. Senjata itu disita juga di sekitar hutan Universitas Indonesia, Depok.

Mengapa penindakan terhadap jaringan kelompok Poso ini sulit?

Banyak sekali faktor yang harus diperhitungkan. Poso baru pulih dari konflik dan belum pulih benar. Masih rentan dan mudah diciptakan konflik baru. Kelompok ini berupaya membuka luka lama. Rangkaian aksi teror sudah beberapa kali terjadi. Waktu kejadian aksi teror di Solo beberapa waktu lalu ada juga penembakan terhadap warga sipil di Poso. Lalu, ada peledakan di rumah penduduk, penculikan dua polisi di Poso, sampai peledakan di pos polantas. Itu semua dibuat untuk memancing.

Apakah operasi razia Polri dan TNI cukup efektif?

Tentu efektif. Sebagai bukti, ada orang yang dicurigai diamankan. Dari operasi itu tentu banyak petunjuk dari mereka yang diamankan. Polisi harus menggali. Kita harapkan polisi di tingkat daerah bisa betul-betul peduli. Terorisme tidak bisa dianggap kejahatan biasa dan dihadapi dengan cara pemolisian yang biasa. Polisi harus ada proaktif, terutama intelijen. Kalau tidak seperti sekarang, inisiatif di tangan teroris. Aparatnya hanya merespons apa yang terjadi.

Apa yang harus diperhatikan masyarakat Poso?

Jangan terpancing sehingga konflik terulang lagi. Kedua, masyarakat harus betul-betul memberikan informasi kepada aparat kepolisian karena polisi juga memiliki keterbatasan. Informasi dari masyarakat, termasuk aparat terkait, seperti di tingkat RT, desa, atau kecamatan sangat penting. Peran tokoh agama dan masyarakat juga diperlukan.

Apakah BNPT akan melakukan operasi khusus di Poso?

Kita lihat perkembangan dulu. Sampai sekarang masih di tangani polda. Polda tentu memiliki pertimbangan dari Mabes Polri. BNPT tidak menggelar operasi yang lama dan kewilayahan. Itu peran Polda dan TNI. BNPT bisa berperan dalam kasus-kasus tertentu. Namun, aparat keamanan di Poso harus diperbanyak dengan situasi seperti sekarang. Dengan aparat yang banyak, aparat dapat ditempatkan di pos di daerah tertentu sehingga dapat mempersempit ruang gerak mereka. Apalagi, mereka berencana mendirikan basis Al Qaeda di Poso. (FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com