Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Tak Puas Golkar Tetap Dukung Ical

Kompas.com - 21/10/2012, 19:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sejumlah survei, pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical sebagai calon presiden belum menunjukkan hasil menggembirakan. Nama Ical masih kalah bersaing dengan sosok Prabowo Subianto. Di tingkat internal partai, Ical juga masih kalah dengan ketenaran Jusuf Kalla.

Kendati hasil survei itu memberikan sinyal tidak terlalu bagus bagi Ical, Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menyatakan bahwa partainya solid mendukung pencalonan Ical. "Karena sudah ditetapkan, tidak akan bisa diubah. Kami solid dukung Pak Ical," ujar Bambang, Minggu (21/10/2012) di kantor YLBHI, Jakarta.

Bambang mengatakan, Golkar akan menjadikan survei-survei itu sebagai bahan evaluasi. Menurutnya, Partai Golkar mempunyai kebiasaan untuk menjadikan Ketua Umum partai sebagai ikon. Oleh karena itu, saat Ical mencalonkan diri sebagai calon presiden, partai pun solid mendukungnya.

Kendati demikian, Bambang tidak menampik adanya pihak yang tidak menyukai pencalonan Ical ini. "Memang, walaupun ada ketidakpuasaan dari internal partai, tapi ini tidak banyak. Sampai saat ini kami tidak melihat adanya persoalan internal karena kita tidak ada lagi tawar menawar soal itu (capres)," kata anggota Komisi III DPR RI ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan Political Weather Station (PWS), tingkat keterpilihan Ical masih terbilang rendah. Dari segi keterpilihan terhadap tokoh Golkar, nama Jusuf Kalla masih menempati posisi teratas dengan 22,42 persen. Ical di tempat kedua dengan dukungan 16,32 persen dan Priyo Budi Santoso meraih 12,24 persen. Survei PWS itu dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dan dilaksanakan pada 15 September hingga 15 Oktober 2012. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 1.070 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun survei Prisma Resource Center, yang melibatkan 2.300 responden, juga memunculkan nama lain, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tingkat keterpilihan Prabowo mencapai 20,8 persen, kemudian Ical dengan dukungan 6,1 persen, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dengan dukungan 5 persen responden. Responden yang belum menjawab sebanyak 45,7 persen. Sementara itu, posisi keempat ditempati oleh Wiranto dengan 3,4 persen, Anas Urbaningrum dan Hatta Rajasa 2,6 persen, Sri Mulyani 1,8 persen, dan Ani Yudhoyono 1,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com