Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Garap Asuransi Kesehatan

Kompas.com - 17/10/2012, 11:15 WIB

M Fajar Martha/Joice tauris Santi

Sebanyak 1,5 juta masyarakat Indonesia pergi berobat ke luar negeri setiap tahun, terutama ke Singapura dan Malaysia. Biaya yang dikeluarkan mencapai 590 juta dollar AS atau setara dengan Rp 5,6 triliun per tahun. Tren ini terus meningkat seiring tumbuhnya kelas menengah di Nusantara.

Asia Market Health Review yang dilakukan AXA Group pada tahun 2011 menunjukkan biaya kesehatan di Indonesia pada tahun 2015 mencapai Rp 497 triliun. Angka tersebut mungkin masih lebih besar dari anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun infrastruktur di negeri ini yang sebagian besar relatif berantakan.

Kendati biaya pengobatan begitu besar, nyatanya hanya sebagian kecil orang yang membeli asuransi kesehatan.

Badan Pusat Statistik menunjukkan hanya kurang dari 3 persen masyarakat yang memiliki asuransi kesehatan komersial. Adapun sekitar 60-75 persen masyarakat membayar biaya perawatan dengan dana pribadi.

Ini tentu sangat memberatkan masyarakat, apalagi biaya kesehatan terus meningkat rata-rata sebesar 20 persen per tahun.

Jurang yang besar antara biaya kesehatan dan asuransi kesehatan jelas merupakan peluang bagi industri asuransi jiwa. Tak heran, sejak beberapa tahun ke belakang, asuransi semakin serius menggarap bisnis ini.

Chief Marketing Officer AXA Indonesia Emmanuel Wehry mengatakan, keinginan untuk menjadi health expert di Indonesia didukung pengalaman AXA di kawasan global dan regional.

Pada tahun 2010, AXA global merupakan perusahaan asuransi terbesar keempat di dunia dengan premi asuransi kesehatan mencapai 9,4 miliar euro atau setara Rp 94 triliun.

Chief Operating Officer AXA Indonesia Lina Bong menjelaskan, saat ini pendapatan premi kesehatan mencapai Rp 227 miliar, atau 9,2 persen dari total pendapatan premi AXA Indonesia.

”Kami membidik semua segmen, dari bawah hingga atas karena kami meyakini semua orang membutuhkan perlindungan kesehatan,” kata Lina.

Chief Marketing Officer asuransi AIA Indonesia Ade Bungsu mengatakan, asuransi kesehatan tidak hanya membantu biaya pengobatan, tetapi juga membantu keluarga untuk peningkatan kesejahteraannya.

Dengan asuransi kesehatan, seseorang yang dirawat di rumah sakit, tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Sebaliknya, tanpa asuransi, seseorang bisa mengeluarkan jutaan rupiah dari koceknya jika dirawat di rumah sakit.

Padahal uang tersebut juga dibutuhkan untuk biaya pendidikan anak-anak atau kebutuhan lainnya. Akibatnya, orang bersangkutan harus berutang gara-gara uang gaji habis untuk biaya pengobatan.

Sebuah survei mengungkapkan, sekitar 80 persen keluarga mengalami masalah ekonomi ketika salah satu anggota keluarganya dideteksi menderita kanker.

Perusahaan asuransi menawarkan bermacam-macam produk dari mulai yang paling murah sampai yang mahal. Jenis pertanggungannya juga bermacam-macam, ada yang memberikan pergantian untuk rawat jalan, ada yang rawat inap dengan berbagai kelas kamar.

Penyakit yang ditanggung pun beragam dari yang paling ringan hingga penyakit berat seperti jantung dan kanker. Bahkan bayi dalam kandungan pun sudah dapat diasuransikan.

Banyak pula perusahaan asuransi yang menawarkan one stop service selama berobat di luar negeri. Dengan fasilitas tersebut, nasabah bisa berobat di mana saja, cukup dengan menunjukkan kartu asuransinya. Selama di luar negeri, segala keperluannya juga ditanggung asuransi bersangkutan.

Pada asuransi kesehatan, MNC Life melakukan diversifikasi produk dan melakukan langkah terobosan dengan mengembangkan asuransi mikro.

”Asuransi mikro kami kembangkan karena selama ini asuransi tidak pernah menyasar golongan masyarakat kelas bawah,” kata Direktur Utama MNC Life Patricia Rolla B. Asuransi mikro MNC Life dipasarkan melalui outlet-outlet ritel seperti apotek. Dengan premi hanya Rp 55.000 per tahun, nasabah sudah mendapatkan nilai pertanggungan sebesar Rp 3 juta untuk perawatan di rumah sakit dan Rp 30 juta jika nasabah meninggal dunia. Total premi yang dikumpulkan MNC Life dari asuransi mikro per Juni 2012 sekitar Rp 3 miliar.

Asuransi yang efektif

Asuransi kesehatan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama adalah asuransi kesehatan dengan penggantian yang mencakup penggantian untuk pembedahan, ruang rawat, obat, pembiusan, kunjungan dokter, dan lainnya.

Biasanya asuransi jenis ini memberikan plafon tertentu menurut plan asuransi dan premi yang dibayar nasabah. Semakin tinggi plan yang diambil, semakin besar premi yang harus dibayar, semakin tinggi pula plafon yang diberikan.

Misalnya sebuah polis menetapkan plafon sebesar Rp 15 juta dalam satu kali masuk rumah sakit dan nasabah menghabiskan biaya Rp 20 juta, nasabah harus menanggang selisihnya.

Jika memiliki dua polis asuransi kesehatan jenis ini, nasabah tidak dapat mengajukan dobel klaim. Pembayaran asuransi yang satu saling melengkapi asuransi lainnya karena tidak boleh ada asas pengambilan keuntungan dalam asuransi kesehatan.

Jenis lain adalah hospital cash plan yang memberikan santunan. Asuransi kesehatan jenis ini hanya memberikan uang tunai dalam jumlah tertentu. Misalnya Rp 500.000 sehari atau Rp 1 juta sehari.

Jumlah santunan ini tetap, tidak peduli berapa pun biaya yang dihabiskan nasabah. Jika nasabah menghabiskan kurang dari Rp 1 juta, santunan yang diberikan tetap Rp 1 juta, jika lebih besar dari Rp 1 juta, santunan yang diberikan pun hanya Rp 1 juta sesuai dengan polis yang berlaku.

”Sebaiknya nasabah memiliki asuransi kesehatan jenis penggantian ditambah dengan asuransi jenis santunan agar maksimal,” ujar perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto.

Para karyawan biasanya telah mendapatkan jaminan asuransi kesehatan dari kantor sehingga hanya perlu membeli asuransi jenis santunan.

”Premi asuransi hospital cash plan lebih murah, karena biaya yang akan mereka keluarkan sudah terukur,” tambah Eko lagi.

Ikuti liputan khusus Asuransi di  Cerdas Berasuransi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com