Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Jangan Terpecah Sikapi Pidato Presiden

Kompas.com - 12/10/2012, 07:41 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Internal Kepolisian diminta tidak terpecah dalam menyikapi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian, khususnya penanganan kasus yang dituduhkan ke penyidik KPK, Komisaris Novel Baswedan.

"Demi kepentingan besar bangsa ke depan, seluruh elemen Polri harus bersatu sepenuh hati," kata Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin di Jakarta, Jumat (12/10/2012).

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Bengkulu memutuskan menunda sementara penanganan kasus penembakan tersangka pencuri sarang burung walet tahun 2004 di Bengkulu yang menjerat Novel, tetapi Bareskrim Polri menyatakan masih mengevaluasi kasus tersebut.

Presiden dalam pidatonya antara lain mengatakan, keinginan Polri untuk melakukan proses hukum Novel tidak tepat, baik dari segi waktu maupun cara penanganannya.

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo telah menegur Kepala Polda Bengkulu Brigjen (Pol) Albertus Julius Benny Mokalu terkait penanganan kasus Novel yang dinilai tidak tepat waktu dan caranya. Namun, Benny membantah. "Saya tidak pernah ditegur Kapolri," ujarnya singkat.

Didi mengatakan, Kepolisian harus berhati-hati terhadap provokasi atau adu domba dari pihak luar yang ingin memperkeruh untuk memecah belah internal Polri. Semua pihak, kata dia, ingin wibawa dan citra Polri kembali baik.

"Polisi diharapkan tidak salah dalam penanganan kasus Novel dengan benar-benar melihat dan memahami suasana kebatinan masyarakat. Sesungguhnya pidato Presiden juga lahir dari aspirasi dan suasana kebatinan masyarakat terhadap Polri," pungkas anggota Komisi III DPR itu.

Berita-berita terkait bisa diikuti dalam topik: POLISI VS KPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com