Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alunan Lagu untuk Menguatkan KPK

Kompas.com - 06/10/2012, 01:53 WIB

Kemarin sore, ”Jumat keramat” di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi kembali riuh rendah dengan berbagai kontras suasana. Di dalam Gedung KPK, Inspektur Jenderal Djoko Susilo, tersangka kasus dugaan korupsi proyek simulator berkendara, sedang diperiksa KPK.

Di luar Gedung KPK, tetapi masih di kompleks KPK, bentrok antara polisi yang menjaga keamanan dan massa yang berunjuk rasa dari Komite Penyelamat KPK tak terhindarkan lagi. Di luar kompleks Gedung KPK sudah berkumpul pula kelompok pengunjuk rasa dari ”Warga Pendukung Pemberantasan Korupsi”.

Aktivis Usman Hamid tampak menjadi koordinator aksi tersebut. Ia berada di tengah-tengah seratusan anak-anak muda dengan ikat kepala bertuliskan ”Save KPK, Bersihkan Polri”. Beberapa orang membentangkan tulisan ”Kami Butuh Penyidik Bukan Jenderal Busuk”.

Seusai berorasi, Usman mempersilakan Rendy Ahmad naik ke podium untuk menyanyikan lagu berjudul Vonis. Rendy adalah pemeran Arai dalam film Sang Pemimpi. Lulusan SMA Nasional Manggar di Belitung ini sudah beberapa tahun di Jakarta dan akrab dengan komunitas dan pegiat antikorupsi.

”Pengusaha rakus hutan gundul. Bencana datang tak henti. Vonis hakim bisa dibeli. Koruptor dilindungi.” Suara khas dari nyanyian Rendy dengan diiringi gitar itu seolah mewakili semua kelompok pengunjuk rasa hari itu untuk menyuarakan sikapnya terhadap kondisi yang terjadi saat ini.

Simfoni hanyalah salah satu elemen peserta unjuk rasa hari itu. Hadir pula para aktivis kawakan yang sudah senior malang melintang di dunia gerakan, seperti dari Indonesia Corruption Watch, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Buruh Migran, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, dan banyak lagi.

Di samping podium, M Berkah Gamulya, penulis lirik lagu Vonis, tampak antusias dan bersemangat mengikuti unjuk rasa hari itu. Lirik lagu Vonis dibuat Gamulya dengan latar belakang pengalaman menggarap isu lingkungan hidup untuk pendidikan anak sekolah sekaligus keprihatinan akan maraknya korupsi.

Pada 2 September lalu, lagu itu menembus kompetisi yang digelar JMI Foundation, Global Youth Anti-Corruption Youth Network, dan World Bank Institute di Belgia sebagai juara II, menyingkirkan peserta dari 33 negara dengan total 75 video. ”Ini kompetisi internasional dari Fair Play Global Music Video Competition 2012 dengan tema antikorupsi,” ujar Gamulya.

Simfoni dan juga para aktivis antikorupsi tersebut datang ke KPK untuk mendukung lembaga tersebut menangani kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi berkendara.

Dukungan itu bersamaan dengan pemeriksaan Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka kasus ini.

(Amir Sodikin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com