JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rangka mendukung penanganan kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM), sebagian pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi berpakaian hitam pada Kamis (4/10/2012) ini. Seruan untuk berpakaian hitam pada Kamis ini sebelumnya disampaikan putri keempat Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Anita Wahid.
Seorang pegawai KPK yang berpakaian hitam hari ini mengaku mendapat pesan berantai melalui BlackBerry Messenger yang mengimbaunya berpakaian hitam. Sebelumnya, Anita Wahid mengajak semua lapisan masyarakat memberikan dukungan kepada KPK untuk mendesak tersangka kasus simulator SIM Inspektur Djoko Susilo untuk memenuhi panggilan pemeriksaan oleh KPK yang dijadwalkan Jumat (5/10/2012). Dukungan ini dapat berupa mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan berpakaian hitam pada Kamis (4/10/2012) sekitar pukul 14.00.
Nanti siang, sejumlah aktivisi antikorupsi yang tergabung dalam "Aksi Dukung KPK" berencana mendatangi gedung KPK untuk menyatakan dukungan mereka. Dukungan terhadap KPK terkait kasus simulator SIM ini juga didengungkan melalui dunia maya. Masyarakat yang tidak mendatangi gedung KPK pada Kamis nanti diminta mendukung lewat media sosial Twitter, Facebook, ataupun blog.
Bagi pengguna Twitter dapat menuliskan tagar #saveKPK dan #bersihkan atau ikut "Gerakan Seribu Avatar" untuk mendukung KPK. Adapun avatar tersebut berlatar merah dengan tulisan "Save KPK, Save Indonesia".
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, avatar "Save KPK, Save Indonesia" berlatar belakang merah itu tidak hanya dipasang di Twitter. Sejumlah aktivis antikorupsi dan pewarta juga tampak memasang avatar itu sebagai display picture BlackBerry Messenger mereka.
Seperti diberitakan, situasi yang dihadapi KPK semakin sulit setelah KPK berselisih dengan Polri. Sejak KPK mengintensifkan penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, hubungan KPK dan Polri menjadi tidak nyaman. Begitu KPK menangani kasus Korlantas, Polri pun mengusut kasus yang sama, bahkan tersangkanya pun sama, kecuali mantan Kepala Korlantas Irjen Djoko Susilo yang dijadikan tersangka oleh KPK.
Belum selesai masalah itu, kepolisian menarik 20 penyidiknya dari KPK. Ditambah lagi, sebagian anggota Komisi III DPR berencana merevisi UU KPK yang beberapa poin draf revisinya berpotensi melemahkan KPK. Sejak awal pekan ini, dukungan nyata untuk KPK mulai mengalir. Sejumlah elemen masyarakat mulai dari ulama, mahasiswa, seniman, cendekiawan, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mendatangi gedung KPK untuk menyatakan dukungannya.
Berita terkait lainnya dapat dibaca di : Dugaan Korup di Korlantas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.