Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamis Ini, Pegawai KPK Berpakaian Hitam

Kompas.com - 04/10/2012, 09:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rangka mendukung penanganan kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM), sebagian pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi berpakaian hitam pada Kamis (4/10/2012) ini. Seruan untuk berpakaian hitam pada Kamis ini sebelumnya disampaikan putri keempat Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Anita Wahid.

Seorang pegawai KPK yang berpakaian hitam hari ini mengaku mendapat pesan berantai melalui BlackBerry Messenger yang mengimbaunya berpakaian hitam. Sebelumnya, Anita Wahid mengajak semua lapisan masyarakat memberikan dukungan kepada KPK untuk mendesak tersangka kasus simulator SIM Inspektur Djoko Susilo untuk memenuhi panggilan pemeriksaan oleh KPK yang dijadwalkan Jumat (5/10/2012). Dukungan ini dapat berupa mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan berpakaian hitam pada Kamis (4/10/2012) sekitar pukul 14.00.

Nanti siang, sejumlah aktivisi antikorupsi yang tergabung dalam "Aksi Dukung KPK" berencana mendatangi gedung KPK untuk menyatakan dukungan mereka. Dukungan terhadap KPK terkait kasus simulator SIM ini juga didengungkan melalui dunia maya. Masyarakat yang tidak mendatangi gedung KPK pada Kamis nanti diminta mendukung lewat media sosial Twitter, Facebook, ataupun blog.

Bagi pengguna Twitter dapat menuliskan tagar #saveKPK dan #bersihkan atau ikut "Gerakan Seribu Avatar" untuk mendukung KPK. Adapun avatar tersebut berlatar merah dengan tulisan "Save KPK, Save Indonesia".

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, avatar "Save KPK, Save Indonesia" berlatar belakang merah itu tidak hanya dipasang di Twitter. Sejumlah aktivis antikorupsi dan pewarta juga tampak memasang avatar itu sebagai display picture BlackBerry Messenger mereka.

Seperti diberitakan, situasi yang dihadapi KPK semakin sulit setelah KPK berselisih dengan Polri. Sejak KPK mengintensifkan penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulasi mengemudi di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, hubungan KPK dan Polri menjadi tidak nyaman. Begitu KPK menangani kasus Korlantas, Polri pun mengusut kasus yang sama, bahkan tersangkanya pun sama, kecuali mantan Kepala Korlantas Irjen Djoko Susilo yang dijadikan tersangka oleh KPK.

Belum selesai masalah itu, kepolisian menarik 20 penyidiknya dari KPK. Ditambah lagi, sebagian anggota Komisi III DPR berencana merevisi UU KPK yang beberapa poin draf revisinya berpotensi melemahkan KPK. Sejak awal pekan ini, dukungan nyata untuk KPK mulai mengalir. Sejumlah elemen masyarakat mulai dari ulama, mahasiswa, seniman, cendekiawan, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mendatangi gedung KPK untuk menyatakan dukungannya.

Berita terkait lainnya dapat dibaca di : Dugaan Korup di Korlantas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com