aat itu, Menteri Pertahanan (Menhan) mengatakan, Indonesia berminat membeli heli yang sudah punya reputasi combat proven atau ’teruji di medan tempur’, seperti Perang Teluk 1991, Invasi AS ke Irak (2003) dan Afganistan. Pada Februari itu pula Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin juga mengumumkan rencana pembelian Apache (Antara, 9/2).
Setelah sekitar tujuh bulan berlalu, berita tentang pembelian Apache muncul kembali pekan silam saat Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton berkunjung ke Indonesia. Saat bertemu dengan Menlu RI Marty Natalegawa, Menlu AS menyampaikan, penjualan delapan heli Apache Longbow AH-64D dimaksudkan untuk memperkuat hubungan keamanan antara AS dan Indonesia (Reuters/Associated Press, 20/9).
”Kesepakatan ini akan memperkuat kemitraan komprehensif kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan,” kata Clinton.
Dari sisi politik keamanan, pemerintahan Presiden Barack Obama tampak berusaha mendorong peningkatan hubungan pertahanan dengan Indonesia seiring dengan beralihnya fokus perhatian dari peperangan lama di Irak dan Afganistan ke wilayah Asia-Pasifik. Hal ini telah diperlihatkan dengan ditingkatkannya kerja sama militer dengan sekutu tradisionalnya, seperti Filipina dan Australia.
Penjualan heli Apache menyusul kesepakatan penjualan dua lusin jet tempur bekas F-16 di mana Indonesia harus mengeluarkan 750 juta dollar AS untuk memutakhirkan pesawat dan meng-overhaul mesin-mesinnya. Namun, untuk Apache sendiri tidak disebutkan berapa harga pembelian.
Sementara penjualan Apache masih harus menunggu persetujuan Kongres, beberapa kalangan menyatakan penentangannya terhadap penjualan ini. Misalnya saja dari East Timor Action Network (ETAN) yang melalui situsnya (www.etan.org) khawatir bahwa heli serang ini akan digunakan TNI untuk mendukung operasi-operasi di Papua dan memperburuk konflik (30/3/2012).
Saat mengumumkan rencana pembelian, Wamenhan menyatakan, hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dan bukan merupakan inisiatif AS. Sebagaimana tank Leopard 2 yang segera dibeli dari Jerman, di lingkungan ASEAN hanya Singapura yang mengoperasikan Apache Longbow yang merupakan versi paling canggih dari heli ini.
Dari sejak awal, Apache memang telah memperlihatkan tanda-tanda sukses. Tahun 1983, Hughes Helicopters Inc, yang lalu berubah jadi McDonnell Douglas Helicopter Systems, memenangi Medali Collier yang bergengsi untuk desain heli yang diharapkan bisa lolos dari medan tempur berat ini.