Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Apung Berharap pada Jokowi

Kompas.com - 21/09/2012, 17:30 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Apung di daerah Kapuk Cengkareng, Jakarta Barat, mengharapkan perubahan dari gubernur baru yang kelak menjabat. Perubuhan tersebut bisa berupa penanganan serius pemerintah untuk bisa menata ulang saluran air yang tergenang air permanen sejak tahun 1992.

"Selama 20 tahun banjir tidak ada penanganan serius dari pemerintah. Kita berharap dengan adanya pergantian gubernur baru, pemerintah bisa lebih serius menangani," kata Juhri, Ketua RW 01 Kapuk kepada Kompas.com, Jumat (21/9/2012).

Juhri menambahkan, jika diperhitungkan, kerugian materil sudah sangat banyak. Apalagi korban yang terkena banjir.

Dengan pergantian gubernur, warga berharap tidak akan ada lagi korban kebanjiran yang terus bertambah, terlebih secara geografis di daerah tersebut memang ada di lingkungan banjir.

Menurut Juhri, sebenarnya pemerintah sudah membuat saluran air sudah dibangun tetapi belum selesai dan tidak ada penanganan serius. Bahkan lokasi pembangunan air dan pompa juga tidak sesuai dengan peruntukannya.

Dalam pemilukada putaran kedua kemarin, warga kampung apung secara konkret mendukung gubernur baru agar bisa memberi perhatian lebih kepada korban kebanjiran permanen ini.

"Buktinya semua TPS memenangkan Jokowi di Kampung Apung ini," katanya.

Juhri menambahkan, Kampung Apung merupakan satu RW dari kelurahan Kapuk yang terdiri dari 10 RT. Pada pilkada putaran kedua, warga Kampung Apung tersebar di tujuh TPS. Dari ketujuh TPS, Jokowi memenangkan 1.385 suara, sedangkan Foke mengumpulkan 658 suara.

Menurutnya, warga sempet gusar dan berencana memblokir saluran air. Tetapi saluran tersebut bukan memperbaiki malah merusak lingkungan. Saluran air yang harusnya bisa menyedot air dari rumah warga, malah dibiarkan tidak berguna.

Juhri menambahkan, saluran air harusnya dikeruk dengan kedalaman 2 meter supaya air dari dalam bisa keluar. Tetapi pihak pemborong tidak mengerjakan secara serius, sehingga saluran tersebut tidak berfungsi dengan seharusnya.

Juhri mengatakan, warga sempat mengajukan permohonan mulai dari mengrimkan pesan singkat kepada lurah, berbicara ke camat, sampai mengirim surat ke wali kota, namun tetap tidak ada tanggapan serius dari pemerintah.

Pada pemerintahan Fauzi Bowo, kata Juhri, selama jabatannya ia tidak pernah berkunjung sama sekali ke Kampung Apung, padahal warga sangat menunggu kehadirannya agar bisa membantu masalah warga.

"Dengan pergantian gubernur ini, kita sih berharap bisa diperhatikan mengenai tata ulang saluran airnya, supaya enggak banjir permanen seperti ini," ungkap Juhri.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com