Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuh Singgung 'Innocence of Muslims' di Forum Menteri Asia-Eropa

Kompas.com - 18/09/2012, 14:40 WIB
Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan ke-5 menteri-menteri kebudayaan se Asia-Eropa hari ini Selasa (18/9/2012) secara resmi dibuka di Yogyakarta. Selain pidato kunci oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Mohammad Nuh selaku tuan rumah, turut pula memberikan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dibacakan Wagub Paku Alam IX.

Forum ini, menurut Nuh, merupakan tempat yang sangat tepat bagi negara-negara Asia dan Eropa untuk saling berdialog terutama berkaitan dengan persoalan kebudayaan.

"Tidak boleh lagi ada satu peradaban di dunia ini yang mendominasi peradaban lain. Karena itu dibutuhkan dialog," katanya.

Tanpa dialog, lanjut Nuh, hanya akan menimbulkan konflik yang tak menguntungkan. Nuh pun sempat menyinggung Innocence of Muslims, film yang menimbulkan reaksi kemarahan dari muslim sedunia.

"Munculnya film Innocence of Muslims menjadi contoh paling mutakhir tidak adanya saling menghargai, saling menghormati, di antara peradaban sehingga hanya menimbulkan permasalahan di mana-mana," lanjut Nuh.

Forum ini, menurut Nuh, juga sangat penting mengingat, jumlah penduduk se Asia dan Eropa cukup dominan karena jumlahnya mencapai empat miliar orang, dibandingkan penduduk seluruh dunia yang berjumlah tujuh miliar orang.

Masing-masing negara peserta, imbuhnya, juga mewakili peradaban yang sangat tua, termasuk peradaban yang berlandaskan keagamaan. "Jika Eropa dilandasi peradaban Kristiani, maka Asia lebih berlandaskan Islam, Hindu, Buddha, bahkan Kong Hu Cu," katanya.

Jika forum ini bisa menjadi jembatan dialog kultural maka akan sangat menentukan posisi Asia-Eropa (ASEM).

"Kami optimistis karena kebudayaan biasanya lebih membawa semangat keberagaman sehingga lebih mudah terjalin dialog, sehingga akan lebih mudah pula untuk menghasilkan solusi," tutur Nuh.

Dari keberagaman budaya yang dimiliki masing-masing negara, lanjut Nuh, diharapkan masing-masing negara tidak sekadar menampilkan kebergaman tersebut, tapi bagaimana mengembangkannya sehingga kebudayaan itu bisa menyejahterakan masyarakat.

Melalui dialog pula diharapkan tak ada lagi satu peradaban mendominasi peradaban yang lain. "Merebaknya film Innocence of Muslims, sekali lagi, merupakan contoh paling mutakhir tidak adanya saling menghormati di antara peradaban sehingga berujung konflik," pungkas Nuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com