Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Bakrie Membeludak, Sanggupkah Beli Newmont?

Kompas.com - 12/09/2012, 15:04 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan tambang Grup Bakrie kini kembali menghadapi risiko gagal bayar (default) atas utang-utangnya. Dengan kondisi keuangan yang membelitnya saat ini, mampukah Grup Bakrie membeli saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT)?

Financial Analyst dan Founder Katadata Lin Che Wei menjelaskan, kondisi keuangan perusahaan tambang Grup Bakrie anjlok karena disebabkan penurunan tajam harga batubara dunia, dari semula 140 dollar AS per ton di awal 2011 menjadi di bawah 90 dollar AS per ton saat ini. Diperkirakan tren penurunan harga batubara ini masih berlangsung agak lama.

"Dengan kondisi ini, Grup Bakrie memiliki beban yang berat. Sulit bagi mereka untuk mengambil sisa saham Newmont," kata Lin.

Apalagi pada Mei 2012, Credit Suisse Group meminta Bakrie Group membayar 100 juta dollar AS sebagai tambahan jaminan (top up) setelah nilai saham BUMI Plc yang dijadikan jaminan untuk pinjaman Bakrie anjlok di Bursa London.

Misalnya seperti saham BUMI Plc yang anjlok 74 persen (yoy) hingga Januari 2012. Saham BUMI juga anjlok 77 persen, saham Bakrie and Brothers anjlok 29 persen, serta Bumi Resource Mineral juga anjlok 36 persen.

"Saat ini total utang tersisa mencapai 440 juta dollar AS," katanya.

Dengan kondisi seperti itu akan menyulitkan bisnis Grup Bakrie ke depan, khususnya bila Grup Bakrie tetap berminat membeli sisa saham Newmont. Dari catatan Lin, dua petinggi BUMI Plc sudah memberi sinyal bahwa beratnya kondisi keuangan Grup Bakrie tidak akan melanjutkan rencana pembelian 7 persen saham Newmont.

"Kami tidak lagi berpartisipasi dan sudah menyampaikannya kepada pemerintah daerah," kata CEO Bakrie Group Nirwan Bakrie.

Begitu juga dengan BUMI Plc. Pihaknya juga menyatakan hal yang sama. "Kami tidak berniat mengambil saham lagi di Newmont. Ini masalah prioritas. Banyak agenda untuk mengurusi internal perusahaan," kata Chairman BUMI Plc Samintan.

Sehingga, pemerintah diminta untuk segera mengambil alih sisa saham 7 persen divestasi Newmont. Meski minoritas, kondisi tersebut akan memberikan keuntungan tersendiri bagi pemerintah bila tetap mengambil saham tambang emas dan batubara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com