Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Diskriminasi terhadap Polisi Wanita

Kompas.com - 12/09/2012, 08:28 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Status polisi wanita (polwan) dalam tubuh Polri dinilai masih memprihatinkan. Seperti juga nasib perempuan di sektor publik lain, masih terdapat problem diskriminasi dan subordinasi terhadap polwan.

"Ini menjadi tantangan perjuangan polwan saat memperingati HUT ke-62 polwan pada 10 September 2012," kata anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari, Rabu (12/9/2012) di Jakarta.

Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut, meski sejak tahun 2000 Polri sudah dilepaskan dari TNI dan menjadi organisasi sipil, tetapi komposisi polwan secara keseluruhan masih kecil. Terdapat 13.926 polwan atau setara dengan 3,7 persen, dengan hanya ada seorang (0,01 persen) perwira tinggi dengan sebaran total perwira 27,1 persen dan bintara 72,8 persen.

Karenanya, menurut Eva, Fraksi PDI-P meminta keseriusan dan konsistensi Kepala Polri untuk mendukung hak asasi polwan sehingga Polri semakin akuntabel sebagai lembaga negara yang tugas pokok dan fungsinya untuk melindungi hak asasi manusia rakyat.

"Fraksi PDI-P juga mendesak Kepala Polri untuk segera menandatangani Peraturan Kepala Polri tentang Kesetaraan Jender sebagai langkah awal reformasi kultural dalam lembaga Polri," ungkap Eva.

Ia berpendapat, jika perekrutan tetap menggunakan pola saat ini, yaitu ada kuota tapi kecil, yakni hanya 3 persen hingga 5 persen, atau atas pertimbangan untuk mengganti jumlah yang pensiun; jumlah polwan tidak akan pernah mencapai angka kritis untuk mewujudkan kesetaraan jender di Polri, yaitu 30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Polri tidak responsif dan mengantisipasi kebutuhan akan penyidik-penyidik perempuan sebagaimana tuntutan Undang-Undang (UU) Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU Perlindungan Anak, UU Tindak Pidana Perdagangan Orang, ataupun UU Sistem Pengadilan Anak.

Eva mengemukakan, dalam berbagai pidato, baik Kepala Polri maupun Wakil Kepala Polri selalu menyatakan tidak ada diskriminasi terhadap polwan dan menuntut polwan untuk berkompetisi dengan polisi pria. Akan tetapi, kebijakan pengerahan yang diterapkan untuk polwan, misalnya selalu polwan diberi penugasan non-operasional, sehingga polwan sering berkapasitas tidak sebanding dengan polisi pria dan kalah terus ketika berkompetisi.

"Anehnya, dalam situasi demikian Kepala Polri justru menunda untuk menandatangani Peraturan Kepala Polri untuk Kesetaraan Jender sehingga seolah situasi ketimpangan tersebut dibiarkan berlanjut," tutur Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com