Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garis Polisi Dibuka, Warga Kerumuni Lokasi Ledakan

Kompas.com - 09/09/2012, 13:07 WIB
Joe Leribun

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Tim gabungan Polres Kota Depok dan Polda Metro Jaya selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi ledakan Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, sekitar pukul 11.30 WIB, Minggu (9/9/2012).

Sesaat kemudian mobil gegana yang membawa barang-barang bukti meninggalkan TKP. Kemudian, polisi membuka garis polisi di Jalan Nusantara.

Saat itu, warga sekitar pun mulai berdatangan menyaksikan langsung lokasi Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara. Akibatnya, arus lalu lintas di Jalan Nusantara Raya tersendat.

"Taunya sih yayasan yatim, tapi jarang liat ada aktivitas di sana, apalagi tempatnya agak ke dalam," jelas Wiwin, seorang warga yang datang menyaksikan Yayasan Yatim Piatu Bidara.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara yang hancur akibat di Jalan Nusantara, RT 04 / RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (8/9/2012) malam, baru beroperasi sekitar satu bulan. Aktivitas yayasan tersebut sendiri kurang begitu terbuka kepada warga sekitar.

"Baru satu bulan, laporannya ke saya itu katanya jual herbal sama kayak terapi gitu," kata Arifin (39), Ketua RT 04 / RW 13, tempat yayasan yatim piatu tersebut berada.

Menurut Arifin, permohonan izin atas kegiatan di rumah yatim piatu itu diajukan oleh seorang atas nama Yusuf Rizaldi berusia sekitar 40 tahun. Dari informasi Arifin, memang yayasan itu disebutkan sebagai yayasan yatim piatu, tetapi tidak ada anak yatim yang terlihat ada di yayasan tersebut.

"Saya enggak pernah lihat ada anak yatim, tapi katanya kalau yang anak yatim ada di Tangerang. Cuma saya enggak tahu Tangerang-nya di mana," ujar Arifin.

Arifin menyatakan, ketika mendatangi lokasi kejadian, ia mencium bau asap seperti petasan dan berwarna putih.

Sementara itu, saksi lain bernama Wulandari (27) mengatakan, orang yang bekerja di yayasan itu terkadang bertegur sapa dengan dirinya apabila berpapasan.

Dia mengatakan, biasanya yang menjaga yayasan itu hanya satu orang. Namun, mulai Kamis (6/9/2012), ada pendatang baru sebanyak empat orang tinggal di yayasan tersebut.

"Yang empat orang itu baru tiga hari. Kalau ciri-ciri (pendatang baru) sering pakai kopiah, sama jenggotan," kata Wulan yang tinggal di rumah petak yang temboknya menempel langsung dengan bangunan tempat terjadinya ledakan.

Ketika terjadi ledakan, Wulan mengaku baru saja pulang dari tempat kerjanya sekitar pukul 21.00. Sekitar pukul 21.20, ia mendengar ledakan disertai munculnya debu dan asap berbau seperti petasan. Setelah itu, ia langsung menarik ayah dan adiknya keluar rumah.

Dalam olah TKP pagi tadi, polisi mengamankan sebuah sepeda motor astrea berwarna hitam dengan nomor polisi B5372 UJ Honda. Polisi juga mengamankan tiga drum kecil, yang berisi cairan setengah penuh, sebuah botol bening berisi cairan berwarna kuning, serta sebuah kotak berwarna coklat.

Saat olah TKP ini, beberapa anjing pelacak membantu proses olah TKP sempat sempat nyisir daerah sekitar rumah yang ditumbuhi beberapa pohon bambu. Usai olah TKP, nampak membawa beberapa bungkusan hitam yang berisi barang bukti diangkut ke mobil Gegana dan meninggalkan TKP.

Ikuti perkembangan ledakan di Depok dalam topik pilihan di link berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com