Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Istri Munir Tagih Janji Presiden SBY

Kompas.com - 06/09/2012, 15:27 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

BATU, KOMPAS.com - Dalam memperingati sewindu kematian Munir, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang tewas dibunuh, Suciwati, istri Munir kembali menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menuntaskan kasus kematian suaminya tersebut. Menurut Suciwati kepada wartawan di Kota Batu, Kamis (6/9/2012), hingga genap sewindu kematian suaminya, aktor atau dalang dari kasus tersebut belum juga terungkap.

"Ada yang dihukum, tapi itu pelaku lapangannya, bukan dalangnya," tegasnya.

Suciwati mengaku, dalam waktu dekat, bersama sahabat Munir, akan menggelar aksi di depan Istana Presiden dan Kejaksaan Agung. "Aksi itu akan digelar pada hari kematian almarhum Munir pada 7 September," katanya.

Ia menilai, kalau selama 8 tahun ini, janji Presiden SBY untuk menuntaskan kasus pembunuhan Munir itu hanya pepesan kosong atau janji palsu semata.

"Karena hingga hari ini belum terbukti kasus itu berhasil dituntaskan," tegasnya dengan nada bersemangat.

Pihak Kejaksaan Agung dinilai tidak tak tegas dan takut untuk menuntaskan kasus tersebut. "Tidak tepat kalau beralasan tidak menemukan novum (alat bukti baru, red) untuk membuka kembali kasus almarhum Munir itu," katanya.

Ia menambahkan, pihak BIN diketahui tidak pernah menugaskan Muchdi ke Malaysia pada tanggal 2-6 September. Keterangan tersebut, menurut Suciwati, bisa dijadikan novum lainnya. Misalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak pernah membawa alat bukti rekaman percakapan antara Pollycarpus dan Muchdi ke Pengadilan.

"Padahal, bukti rekaman itu pernah dibawa pihak kepolisian ke Amerika Serikat dan ada rekaman percakapannya, tapi tidak pernah dibawa ke pengadilan oleh JPU," akunya.

Pada Mei 2012, tambah Suciwati, pihaknya juga telah menyampaikan dua novum ini ke Kejaksaan Agung untuk dijadikan dasar melakukan peninjauan kembali (PK). Namun Kejagung masih akan mengkaji ulang hal ini.

"Ini jelas tidak ada tindakan tegas dan saya nilai tidak serius menuntaskan kasus ini," katanya dengan terlihat wajah kecewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com