Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Masih Menghadang

Kompas.com - 26/08/2012, 02:47 WIB

Jakarta, Kompas - Seperti telah diperkirakan, Sabtu dini hari hingga menjelang Minggu (26/8) dini hari menjadi puncak arus balik pemudik. Kemacetan tetap tidak terhindarkan, baik di jalur pantai utara, tengah, maupun selatan, karena volume kendaraan tinggi.

Kemacetan diperparah dengan adanya aktivitas pasar tumpah dan tempat keramaian di beberapa tempat. Akibatnya, meski petugas kepolisian menerapkan sejumlah skenario, kemacetan tetap tidak terhindarkan.

Dari pantauan Kompas di jalur pantai utara (pantura) Jawa Barat, Sabtu malam, arus mudik dari Cirebon menuju Jakarta tersendat di Jembatan Ciasem, Subang, sepanjang sekitar 5 kilometer. Arus jalan kembali tersendat di Pasar Ciasem sepanjang 3 kilometer. 

Pemicu kemacetan adalah aktivitas masyarakat di sekitar pasar yang lalu-lalang menyeberang jalan dan sepeda motor yang berbalik arah. Meski ada sejumlah polisi yang mengatur lalu lintas di Pasar Ciasem, hal itu masih belum dapat mengurai kemacetan yang terjadi. 

Tingginya arus kendaraan yang mengalir dari arah timur membuat sedikit gangguan dan menyebabkan hambatan arus lalu lintas pemudik. Akibatnya, pemudik terjebak dalam kemacetan selama berjam-jam. Padahal, selepas dari Pasar Ciasem lalu lintas relatif lancar. Seorang pemudik yang baru tiba dari Yogyakarta mengaku menghabiskan waktu 21 jam untuk tiba di Jakarta. 

Demikian juga Muhammad Bisri (30), seorang pemudik, yang harus menempuh 11 jam perjalanan dari Tegal, Jawa Tengah, hingga Gerbang Tol Cikampek, Cikopo, Jawa Barat. Padahal, waktu normal yang dibutuhkan dari Tegal menuju Cikopo hanya berkisar 5 jam.

”Saya terkena macet di Pejagan (Brebes), terus di Pasar Tegal Gubug dan Pasar Ciasem,” kata Bisri, di Cikopo.

Selain di jalur pantura, lalu lintas arus balik juga tersendat di Gerbang Tol Cikarang Utama hingga lebih dari 10 kilometer. Saat arus balik, kendaraan dari Cikampek ataupun dari Purbaleunyi (Bandung) menumpuk di gerbang ini untuk transaksi. Padahal, PT Jasa Marga mengoperasikan 21 gardu transaksi.

Kepala Bagian Manajemen Lalu Lintas PT Jasa Marga Raddy S Lukman, Sabtu sore, mengatakan, pihaknya menempatkan petugas di jalan untuk mengatur lalu lintas dan menambah separator agar tak terjadi penumpukan kendaraan. Akan tetapi, kendaraan tetap merambat menuju gerbang tol.

Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Bimo Anggoro Seno mengatakan, polisi sudah berupaya optimal mengantisipasi kemacetan dengan mengalihkan arus, mengerahkan petugas di titik kemacetan, serta menempatkan rambu dan pembatas jalan. ”Kalau masih macet, jangan salahkan polisi,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi kemacetan di Pasar Ciasem, polisi mengalihkan kendaraan di Pamanukan menuju jalur tengah melalui Pegaden-Subang-Kalijati-Sadang. ”Di lokasi pasar tumpah ini seharusnya dibangun jembatan penyeberangan agar warga tak mengganggu lalu lintas. Namun, jembatan itu wewenang pemerintah daerah,” ujar Bimo.

Rekayasa juga dilakukan polisi di Tol Jakarta-Cikampek, terutama di Gerbang Tol Cikarang Utama. Polisi mengalihkan kendaraan dari jalur pantura untuk tidak menuju tol, tetapi tetap lewat jalur biasa. Pengalihan ini dilakukan dengan menutup jalan di Simpang Jomin yang menuju Cikopo.

Mengular di pantura

Di Kota Tegal, Jawa Tengah, arus balik mengular sejak pukul 17.00 dari Pemalang, Tegal, hingga Brebes. Jumlah kendaraan diperkirakan lebih dari 124.000 unit yang melewati posko Lebaran di Cisanggarung, Losari, perbatasan Brebes dengan Cirebon, Jawa Barat.

Untuk memperlancar arus kendaraan pemudik arus balik memasuki Kota Tegal, di Jalan Gajahmada dibuat satu jalur khusus untuk kendaraan dari Pemalang menuju Jakarta.

Sebaliknya, kendaraan dari arah Brebes yang hendak masuk Kota Tegal—setelah melewati pertigaan Maya—diminta belok kiri ke Jalan Yos Sudarso menuju ke arah timur Kota Tegal. Rekayasa arus lalu lintas ini sedikit banyak mengurangi beban arus balik di Kota Tegal dari kepadatan arus kendaraan pemudik yang menuju Jakarta.

Kepadatan arus lalu lintas juga tampak di jalur alternatif Purbalingga, Bobotsar, Randudongkal, Tuwel, Lebaksiu, Slawi, dan Tegal. Jalur di bagian tengah Pulau Jawa ini dipilih banyak pemudik dari arah Yogyakarta.

Rekayasa lalu lintas oleh Polda Jawa Tengah itu belum membuahkan hasil. Kemacetan masih terjadi, khususnya pada Jumat malam dan Sabtu dini hari.

Pengalihan arus dihentikan

Sementara itu, pengalihan arus sepeda motor dari arah Kota Cirebon menuju Kabupaten Indramayu, dan selanjutnya jalur Cikampek, Jawa Barat, dihentikan oleh Kepolisian Resor Kota Cirebon.

Alasannya, arus kendaraan bermotor roda dua yang menuju arah Palimanan, Kabupaten Cirebon, Sabtu, sudah ramai lancar. Sejak dua hari sebelumnya arus sepeda motor dialihkan pukul 09.00-09.30 untuk menghindari beban di Palimanan.

”Pengalihan jalur hari Minggu kemungkinan tak diperlukan lagi,” ujar Kepala Polres Kota Cirebon Asep Edi Suheri.

Menurut pengamatan Kompas, arus balik dari daerah menuju Jakarta hingga Sabtu sore tetap tersendat meski sudah mulai lancar. Kendaraan roda empat hanya sedikit tersendat di daerah Pasar Minggu, Palimanan. Namun, selepas dari jalur itu, arus lalu lintas lancar. Kepadatan masih terjadi di jalur pantura Subang.

Jalur tengah

Lalu lintas arus balik juga tersumbat di jalur tengah, yakni di Pasar Kalijati, Subang, sepanjang 5 kilometer. Sementara di pertigaan Cimaung, Purwakarta, sumbatan lebih dari 2 kilometer. 

Asep Kusmawan (33), warga setempat, mengatakan, sudah dua hari terakhir kemacetan terjadi di Pasar Kalijati. ”Biasanya normal saja,” ucapnya.

Sementara hingga Sabtu pukul 18.00, arus balik yang melintasi jalur Nagreg, Jawa Barat, relatif lancar meski merayap. Tercatat sekitar 47.275 kendaraan lewat sejak pagi hari.

Hal ini berbeda dengan kondisi sebelumnya. Dari pantauan Kompas, Sabtu dini hari, kendaraan berjalan merayap di jalur Gentong, Tasikmalaya, yang berkelok-kelok dan naik-turun sehingga menyebabkan kemacetan. Salah satu penyebab kemacetan adalah sejumlah bus beristirahat di rumah makan.

Menurut Komandan Posko Pemantauan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung di Nagreg, Eric Alam Prabowo, jumlah kendaraan dari arah timur menuju barat (Bandung atau Jakarta) tercatat paling banyak dua hari sebelumnya, yaitu sehari sebelum hari pertama masuk kerja pegawai negeri sipil, Kamis (23/8).

”Hingga Sabtu petang ini, arus lalu lintas di sekitar Limbangan dan Kadungora yang akan bertemu di Nagreg masih lancar,” ujar Eric.

Tabrak warung

Kecelakaan masih mewarnai arus balik, baik di jalur pantura maupun jalur tengah dan selatan. Sebuah Toyota Kijang bernomor polisi B 1567 CVF, yang dikemudikan Imron Baktiar (51), warga Nambo Jaya, Karawaci, Tangerang, menabrak warung di Blok Majasri, Desa Bojongkulon, Kecamatan Susukan, Cirebon.

Saat kejadian, empat orang duduk di warung. Dari empat warga itu, seorang di antaranya meninggal setelah sempat kritis di Rumah Sakit Arjawinangun, Cirebon. Korban bernama Yaskur (75), warga Susukan. Sementara tiga korban lainnya luka parah.

Selain menabrak warung, mobil itu juga menabrak sepeda motor yang diparkir dekat warung. Akibatnya, sepeda motor rusak parah.

Sesuai data Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kementerian Perhubungan, jumlah korban tewas selama arus mudik dan balik sebanyak 820 orang.

Tersendatnya arus balik di jalur pantura menyebabkan bus- bus yang masuk ke Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, terlambat. Begitu juga di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan. (eki/che/apa/eng/adh/ilo/uti/rek/who/hei/jon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com