Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idul Fitri dan Hidup Baik

Kompas.com - 18/08/2012, 17:08 WIB

Tajuk Rencana

KOMPAS.com - Setelah sebulan umat Islam menjalankan ibadah puasa, Ramadhan 1433 Hijriah pun sebentar lagi segera kita tinggalkan.

Menjadi harapan kita bahwa setelah sebulan ditempa dengan ibadah untuk mengendalikan pelbagai hawa nafsu, umat yang menyongsong Hari Kemenangan akan keluar sebagai sosok insan yang lebih utama dan unggul.

Secara fisik sebagian menjadi lebih kurus dibandingkan sebulan silam, tetapi batin dan jiwa—sebaliknya—menjadi lebih kokoh, lebih tahan godaan, serta lebih kuat dalam prinsip dan keyakinan. Ini kualitas yang semakin kita butuhkan di tengah gelombang zaman yang semakin diliputi onak dan duri godaan duniawi.

Melalui siklus sekitar 33 tahun, Hari Kemerdekaan RI kembali kita peringati di bulan Ramadhan, sebagaimana terjadi 67 tahun silam saat kemerdekaan negeri ini diproklamasikan 17 Agustus 1945.

Kini setelah 67 tahun hidup di alam kemerdekaan, kita mensyukuri berbagai kemajuan yang kita capai. Namun, dengan besar hati pula kita akui, kita masih tertinggal di banyak bidang lain.

Dunia yang kita tinggali kini sedang dililit berbagai krisis, seperti oleh sistem perekonomian yang tampak semakin tak mampu menopang kesejahteraan umat manusia. Negara-negara di Eropa yang semula menjadi kiblat kemajuan kini banyak yang goyah. Sementara negara-negara berkembang yang tatanan sosial-politik dan ekonominya belum mantap kini banyak didera krisis pangan dan energi.

Dari pengamatan selama ini, lebih dari tantangan krisis pangan dan energi, kita lebih prihatin dengan krisis perilaku buruk yang banyak diperlihatkan oleh para elite. Maraknya korupsi di berbagai level birokrasi seperti memperlihatkan betapa jiwa yang rakus oleh keduniawian telah tega merampas hak-hak orang lain, dalam hal ini rakyat, yang masih banyak dililit kemiskinan.

Kita acap kecil hati, mengapa di balik sosok yang di luar menampilkan simbol-simbol religiositas ada budi yang tumpul dan mata batin yang buta. Bukankah semua koruptor yang kini tengah diperkarakan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah insan-insan beragama, yang boleh jadi rajin beribadah. Namun, jelas dengan perilaku buruk itu mereka gagal menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Kalau selepas puasa kali ini pun kita masih belum naik derajat ke hidup yang baik, boleh jadi puasa yang kita jalani memang hanya menghasilkan haus dan lapar sebagaimana dikhawatirkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk itu, mari kita refleksikan pada hari yang fitri ini ibadah kita dan jadikan kekuatan ibadah yang kita laksanakan untuk bekal berbuat kebaikan, mengisi kemerdekaan, membangun bangsa, dan menjadikannya jaya dan benar- benar merdeka.

Selamat Idul Fitri 1433 H, mohon maaf lahir dan batin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com