Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetesan Air Hiu Tutul Diburu untuk Obat?

Kompas.com - 03/08/2012, 17:42 WIB
Ferganata Indra Riatmoko

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki hari ketiga pascaterdamparnya seekor hiu tutul (Rhincodon typus) alias hiu paus (whale shark) di Pantai Baru, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul, DI Yogyakarta, warga serta wisatawan dari berbagai daerah terus berdatangan untuk melihat bangkai ikan yang memiliki panjang sekitar 13 meter tersebut, Jumat (3/8/2012).

Bau busuk yang mulai keluar dari bangkai badan ikan itu, serta sengatan panas matahari, tidak menyurutkan antusiasme warga melihat dari dekat serta berfoto dengan latar belakang bangkai ikan tersebut.

Tidak hanya itu, sebagian pengunjung bahkan nekat mengambil cairan yang menetes dari bagian bawah bangkai yang telah dibedah untuk diambil organ dalamnya tersebut. Sejumlah gelas plastik dan botol bekas tempat air mineral ditempatkan di bagian bawah tubuh ikan tersebut untuk memastikan tidak ada cairan yang terbuang.

Setelah terisi penuh, air tersebut kemudian diserahkan oleh warga yang berjaga di sekitar bangkai tersebut kepada pengunjung yang memintanya. Sejumlah pengunjung meyakini cairan tersebut memiliki khasiat sebagai obat.

Menanggapi hal tersebut, Manajer Program Animal Friends Jogja (AFJ) Dessy Zahara Angelina, yang bertugas sebagai salah satu relawan di tempat itu, mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan kepada masyarakat bahwa bagian tubuh dari ikan yang telah membusuk tersebut tidak layak digunakan.

Dessy menduga, pengambilan cairan dari badan bangkai untuk keperluan pengobatan hanya didasari mitos. "Kami tidak bisa melarang pengunjung yang hendak mengambil organ atau cairan dari badan ikan tersebut," ujar Dessy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com