Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Bahas Kawasan Industri

Kompas.com - 25/07/2012, 04:07 WIB

Jakarta, Kompas - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, problematik kawasan industri bakal dibahas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penyediaan kawasan industri yang lengkap dengan infrastruktur pendukung, seperti listrik, gas, instalasi pengolahan limbah, termasuk juga masalah rumitnya perizinan, sangat mengganggu iklim investasi.

”Hari Jumat mendatang Presiden akan rapat kerja di Kementerian Perindustrian. Kawasan industri termasuk topik yang ingin saya bahas supaya bisa mempercepat penyediaan kawasan industri, yang selama dua tahun terakhir ini melonjak luar biasa menjadi cermin ekspektasi kita. Kalau biasanya infrastruktur dilakukan swasta sendiri, mungkin ke depan harus menggunakan anggaran pemerintah,” kata Hidayat seusai membuka pameran batik di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (24/7).

Untuk kawasan industri di luar Jawa, penyediaan infrastruktur pendukung masih membutuhkan waktu 1-2 tahun. Ke depan, Indonesia harus mewaspadai karena Singapura dan Malaysia membangun kawasan industri di Johor. ”Ini menjadi kompetitor bagi Indonesia,” ujar Hidayat.

Ia menyatakan, di satu pihak, pemerintah berupaya menarik investasi sebesar-besarnya, tetapi di lain pihak ternyata ada begitu banyak problematik kawasan industri yang menghambat masuknya investor ke Indonesia. Hal ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus berlarut-larut.

Hidayat menjelaskan, perlu diketahui, hingga tahun 2009, kawasan industri yang sudah siap dengan infrastruktur pendukung sebetulnya banyak yang belum terbeli oleh investor.

Tiba-tiba pada kuartal pertama tahun 2010, kata Hidayat, kawasan industri mulai meledak, dilirik, dan dicari para investor yang ingin menanamkan modal dengan mendirikan berbagai industri di Indonesia. Akibatnya, kawasan industri di daerah Jawa Barat laku keras dan hampir semua terjual.

Menurut dia, di Karawang sedang disiapkan lahan industri seluas 3.000-5.000 hektar. Ada industri dari Jepang ingin masuk, yang, antara lain, akan menggarap industri elektronik, permesinan, dan otomotif. Selain lahan industri, investor kini juga meminta tidak lagi menggunakan Pelabuhan Tanjung Priok untuk proses distribusi barang jadi.

Meningkatnya pertumbuhan kawasan industri juga mendorong pengembang properti besar menjajaki investasi kawasan industri. Marketing Director Agung Podomoro Group Indra W Antono mengemukakan, pihaknya kini tergerak menjajaki pembangunan kawasan industri di Karawang Barat. Untuk tahap awal, penyiapan lahan direncanakan seluas 300 hektar. Kawasan industri diarahkan terhubung dengan kawasan penyokong industri, seperti perumahan.

CEO PT Bakrie Eco Investa Industri Hiramsyah S Thaib mengemukakan, investor lahan industri menghendaki kawasan industri yang lengkap dengan infrastruktur, sarana penunjang, dan kemudahan perizinan. Keterbatasan infrastruktur dari pemerintah mengharuskan pengembang lebih agresif untuk menyediakan sendiri sejumlah sarana penunjang industri.

(OSA/MKN/LKT/MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com