Jakarta, Kompas -
Hadir dalam acara itu antara lain Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
”Transformasi yang kita lakukan belum selesai. Kita ingin di pertengahan abad ke-21, Indonesia bukan hanya menjadi negara emerging economic, tetapi kita juga ingin menjadi negara yang ekonominya makin kuat dan berkeadilan. Politik dan demokrasinya makin stabil. Peradabannya makin unggul dan maju,” kata Presiden.
Banyak yang dicapai ataupun belum dicapai dalam perjalanan 67 tahun kemerdekaan. Bagi sebuah negara nasional, usia itu tergolong muda dibanding negara yang sudah ratusan tahun membangun tatanan kenegaraan, politik, ekonomi, dan sistem hukum yang berkeadilan.
Meskipun demikian, kata Presiden, bangsa Indonesia bersyukur karena babak baru perubahan pada 1998, bangsa Indonesia tetap bersatu. ”Bangsa kita sadar, apa pun yang terjadi, dengan Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, negara tidak boleh bubar,” kata Presiden.
Dalam ceramah menjelang berbuka puasa, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat untuk senantiasa bersyukur, sabar, dan berikhtiar. ”Kita tidak boleh putus asa,” ujar Nasaruddin.