Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Fraksi, DPR Bakal Terus Gaduh

Kompas.com - 23/07/2012, 14:22 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghapusan fraksi partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat jika direalisasikan dinilai bakal terus membuat gaduh kerja Dewan. Pasalnya, implikasi dari penghapusan fraksi, yakni bakal muncul banyak usulan atau pandangan anggota sehingga merumitkan ketika pengambilan keputusan.

"Kalau fraksi ditiadakan, maka setiap anggota parlemen yang 560 itu berhak mengajukan pendapatnya sendiri-sendiri. Betapa gaduhnya parlemen, betapa bertele-telenya proses pengambilan keputusan," kata Wakil Ketua MPR Lukman Hakim di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (23/7/2012).

Hal itu dikatakan Lukman menanggapi langkah Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (GNPK) yang mengajukan permohonan uji materiil ke Mahkamah Konstitusi untuk membubarkan fraksi partai politik di DPR.

Lukman mempertanyakan bagaimana mekanisme pengambilan keputusan di Dewan ketika fraksi dihapus, apakah akan terus dilakukan voting atau dengan mekanisme lain. Rumitnya pengambilan keputusan bakal mempengaruhi kinerja lantaran banyak sekali keputusan yang harus diambil di parlemen.

"Fraksi itu sebenarnya konsekuensi logis saja dari sistem perwakilan yang kita anut. Kan tidak bisa 240 juta rakyat kemudian melakukan hak-hak kedaulatannya. Itulah kemudian ditempuh melalui perwakilan parpol. Parpol lah yang memperjuangkan aspirasi politik lalu membentuk fraksi sebagai kepanjangan tangan," ucap dia.

Politisi PPP itu menilai penyedehanaan fraksi lebih baik direalisasikan. Misalnya, membuat hanya dua fraksi, yakni fraksi pendukung pemerintah dan fraksi oposisi. "Menghilangkan sama sekali fraksi itu tidak mungkin," pungkas Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com