Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paduan Suara Universitas Cendrawasih Telantar di Cincinnati, AS

Kompas.com - 17/07/2012, 12:03 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

CINCINNATI, KOMPAS.com - Kelompok paduan suara Gema Chandra dari Universitas Cendrawasih, Papua, telantar di kota Cincinnati, Ohio, AS, sepanjang akhir pekan lalu karena kehabisan uang saku. Mereka kemudian ditolong oleh warga Cincinnati, dengan berbagai kegiatan sumbangan sosial.

Paduan suara beranggotakan 49 orang itu terlambat tiba di acara World Choir Games di Cincinnati, Sabtu (14/7/2012), sehingga tidak jadi tampil. Keterlambatan penerbangan dari Jakarta menuju San Francisco, menyebabkan keterlambatan itu.

Masalahnya, mereka hanya punya cukup uang untuk membeli tiket sekali jalan dari San Francisco menuju Cincinnati. Begitu tiba di kota tersebut, uang saku mereka sudah menipis, mereka tidak bisa tampil, dan tidak punya tiket untuk kembali ke San Francisco.

Setelah mengetahui masalah yang dihadapi kelompok paduan suara tersebut, pihak panitia World Choir Games kemudian merancang acara dadakan, agar Gema Chandra bisa unjuk kebolehan di sebuah gereja dan lobi sebuah gedung pertemuan di pusat kota Cincinnati, Minggu (15/7/2012).

Dengan bantuan media sosial internet, ratusan pengunjung pun bisa dikumpulkan, dan mereka mulai menyumbangkan uang agar kelompok tersebut bisa pulang kembali.

Pentas dadakan kelompok Gema Chandra berlanjut sampai hari Senin (16/7/2012), dengan penampilan di Fountain Square. Sumbangan pun mengalir hingga mencapai jumlah ribuan dollar AS.

"Mereka sangat berterima kasih atas semua ini. Mereka sangat bahagia. Yang mereka inginkan hanya bisa tampil," tutur Anastasia Ross dari kota Batavia, Ohio, yang bertindak sebagai penerjemah bagi kelompok paduan suara itu.

Kisah perjalanan Gema Chandra ini pun menjadi pusat perhatian media setempat. "Ini pengalaman terbaik bagi saya dan tim saya," tutur salah satu anggota Gema Chandra, Ningrum Sayida, dari Papua, kepada WCPO-TV.

Kelompok bisbol terkenal dari Cincinnati, Cincinnati Reds, bahkan menyumbangkan tiket agar anggota kelompok tersebut bisa merasakan serunya nonton pertandingan bisbol di Amerika.

Selain itu, seorang sopir bus yang sedang cuti merelakan diri mengantarjemput rombongan Gema Chandra selama di Cincinnati.

Masalahnya sekarang adalah kembali ke San Francisco, yang berjarak 3.900 kilometer dari Cincinnati. Juru bicara panitia World Choir Games, Julie Calvert, mengatakan, uang dari sumbangan warga diperkirakan cukup untuk membeli tiket bus Greyhound yang akan membawa rombongan ke San Francisco.

Perjalanan darat menuju kota di Pantai Barat AS itu diperkirakan akan memakan waktu 54 jam atau lebih dari dua hari dua malam. Rombongan akan berangkat hari Selasa waktu setempat, dan diperkirakan cukup waktu untuk tiba di San Francisco sebelum Jumat sore, yakni jadwal keberangkatan pesawat yang akan membawa mereka kembali ke Jakarta.

Associated Press tidak menyebutkan, apakah pihak Kedutaan Besar RI di Washington DC sudah mengetahui nasib yang menimpa para duta bangsa di acara World Choir Games ini, dan apa yang telah mereka lakukan untuk membantu. (AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com