Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambahan 3 Rangkaian Kereta

Kompas.com - 16/07/2012, 02:30 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Perhubungan menargetkan tambahan tiga rangkaian kereta ekonomi untuk menghadapi lonjakan jumlah penumpang pada Lebaran 2012. Tiap tahun, Direktorat Jenderal Perkeretaapian selalu memesan kereta baru untuk setidaknya mengganti rangkaian kereta ekonomi yang sudah tua.

”Tahun 2012 ini, anggaran yang tersedia cukup untuk lima rangkaian kereta ekonomi dengan total 50 unit kereta. Namun, yang dapat dioperasikan pada angkutan Lebaran antara 2-3 rangkaian,” kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, Minggu (15/7), saat dihubungi di Jakarta.

Kereta baru yang dipesan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian dari PT Industri Kereta Api di Madiun, Jawa Timur, adalah kereta berpendingin ruangan. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah untuk hanya memesan kereta berpenyejuk udara (air conditioner/AC). Sebelumnya, pemerintah menyerahkan Kereta Api Ekonomi AC Bogowonto dan Gajah Wong.

Kereta yang dipesan oleh Ditjen Perkeretaapian berkapasitas 800 tempat duduk. Umumnya, satu rangkaian terdiri dari 10 unit kereta penumpang dan 1 unit kereta pembangkit. Harga satu unit kereta penumpang Rp 3,49 miliar, sedangkan kereta pembangkit Rp 4,28 miliar sehingga total harga sekitar Rp 40 miliar per rangkaian.

”Sebenarnya, kini belum ada kontrak untuk kereta api ekonomi AC karena anggarannya masih diberi tanda bintang (belum dapat dicairkan sebab menunggu persetujuan Kementerian Keuangan). Akan tetapi, minggu ini diharapkan tanda bintang dapat dihilangkan dan kontrak ditandatangani,” ujar Bambang.

Ahli transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, dengan keterbatasan peluang untuk menambah perjalanan, seharusnya dicoba untuk memperpanjang rangkaian. ”Delapan kereta penumpang sepertinya kurang, ya. Lebih baik jika ada 10-12 kereta penumpang per rangkaian,” ujarnya.

Djoko mengatakan, belum terlihat upaya signifikan pemerintah menjadikan angkutan kereta api sebagai tulang punggung angkutan Lebaran. ”Hanya ada tambahan tiga rangkaian. Ini masih jauh dari harapan,” katanya.

Menurut Djoko, sebenarnya angkutan kereta api sangat diharapkan untuk menekan angka kematian selama angkutan Lebaran yang dapat mencapai sekitar 700 jiwa. ”Persoalan keterbatasan sarana tidak pernah dipecahkan,” ujarnya.

Djoko menambahkan, selain itu juga tidak pernah dituntaskan masalah tidak terserapnya angkutan kereta plus sepeda motor. ”Akar persoalan tak pernah dipecahkan. Mengapa animo masyarakat rendah? Apakah informasi kurang atau pemerintah tidak mau menyubsidi tarif yang dinilai masyarakat masih terlalu mahal?” ujar Djoko.

Dia juga menyoroti peran pemerintah daerah yang juga tidak terlihat sama sekali. ”Padahal, dibutuhkan moda angkutan penghubung dari stasiun menuju rumah di kampung halaman,” tuturnya. (RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com