Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreativitas Tanpa Batas Koleksi Busana Siswa Sekolah Mode

Kompas.com - 15/07/2012, 19:48 WIB

KOMPAS.com - Siswa sekolah mode semestinya menghasilkan rancangan yang inovatif dengan kreativitas tinggi, merepresentasikan kualitas sang perancang. Yakni perancang muda yang menguasai teknik dalam memproduksi busana, cermat dalam pemilihan juga padu padan bahan dan warna, serta memiliki konsep kuat di balik koleksinya. Inilah yang ditampilkan siswa sekolah mode ESMOD Jakarta dalam Graduation Fashion Show, 12 Juli 2012 di Skenoo Hall Gandaria City Mall Jakarta.

Dalam rangkaian kegiatan ESMOD Jakarta Fashion Festival 2012, siswa sekolah mode tahun akademik 2011/2012 ini menampilkan kekuatan karakternya masing-masing dengan satu benang merah, merancang busana berbekal kreativitas tinggi.

Mereka adalah siswa yang mengambil program tiga tahun Diploma Internasional, terdiri dari 9 siswa Fashion Design; 6 siswa Pattern Drafting; 25 siswa Fashion Design & Creation/Combination untuk spesialisasi busana pria dan perempuan. Serta 4 siswa Fashion Business Retail Program.

Seluruh siswa ini menampilkan karya, melalui total 35 koleksi dengan masing-masing koleksi terdiri dari lima outfit. Beberapa di antaranya memilih berkolaborasi menampilkan satu tema koleksi. Siswa sekolah mode asal Paris ini menunjukkan kemampuannya menyelami tema koleksi busana, dan menerjemahkannya dalam rancangan yang inovatif.

Patrice Desilles, Academic Program Coordinator ESMOD Jakarta mengapresiasi rancangan siswa lulusan 2012 ini. Menurutnya, para siswa berpikir mendalam mengenai koleksi yang akan mereka bawakan. Ini menunjukkan keseriusan perancang muda dalam mencipta karya, dengan keinginan untuk menampilkan koleksi terbaik, sesuai tema utama yakni E-Craft (dari kata technology dan new innovation dengan perhatian besar pada isu lingkungan dan solusi mode menggabungkan buatan tangan dengan teknologi).

"Koleksi siswa memiliki kualitas baik, atraktif, tidak mahal, tapi tetap inovatif. Simpel tapi tetap terlihat beda dari cutting dan detilnya, tak terlalu dekoratif namun tetap inovatif dan kreatif, serta wearable. Dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, koleksi mereka cenderung ready to wear dari berbagai kelas, baik menengah juga mewah, beberapa menampilkan couture, juga wedding," jelasnya kepada Kompas Female di Jakarta.
esmod-flickr-1  
Bagi pandangan mata awam, boleh jadi beberapa koleksi busana siswa ESMOD tak memenuhi selera pasar kebanyakan. Namun, busana yang memang dibuat mengandalkan kreativitas dan teknik tinggi ini sebenarnya bisa dipakai untuk kebutuhan khusus, seperti busana panggung, teater, iklan yang sesuai dengan tema busana tersebut.
esmod-flickr-2
Alumni ESMOD Jakarta yang melanjutkan pendidikan di sekolah mode dengan spesialisasi couture di Paris, Mel Ahyar punya penilaian mengenai koleksi siswa ini.
esmod-flickr-4
Bagi Mel, sudah menjadi tugas siswa sekolah mode untuk melahirkan karya inovatif berbekal kreativitas tinggi. Kreativitas inilah yang semestinya diapresiasi, karena karya kelulusan siswa sekolah mode lebih menunjukkan kemampuannya menggali ide dan konsep, bukan untuk langsung dijual ke pasar saat itu juga.

"Kreativitas jangan ada batas, terutama untuk siswa sekolah mode yang kreativitasnya tidak boleh dibatasi. Kalau dibatasi, siswa kita akan tertinggal dengan desainer muda dari luar negeri. Setinggi apa pun kreativitasnya, perlu diapresiasi, selain juga memastikan konsep busana kuat, dan mereka tidak membuat baju dengan potongan yang terlalu aneh tidak bisa dipakai, dibuat tanpa alasan yang jelas, dengan kata lain gagal total. Konsep harus jelas, setinggi apa pun kreativitasnya," jelas Mel saat dihubungi Kompas Female beberapa waktu lalu.

Koleksi busana dengan kreativitas tinggi semestinya memang lahir dari desainer muda. Kreativitas inilah yang akan menjadi bekal di kemudian hari, ketika desainer muda dan pemula ini terjun ke dunia bisnis mode.
esmod-ok
Mel menilai, kalau kreativitas sudah dibatasi dan minim apresiasi, desainer muda akan kesulitan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ketika ia sudah dihadapkan pada kebutuhan pasar di bisnis sebenarnya.

"Kalau kreativitas sudah dibatasi sejak masa sekolah, begitu nanti mereka terjun ke bisnis fashion yang sesungguhnya, takkan lahir busana yang inovatif ke depannya, dan kita akan tertinggal," jelasnya.

Menurut Mel yang juga pernah mengikuti pagelaran busana kelulusan ESMOD, koleksi yang ditampilkan tak lantas menjadi karakter baku sang desainer. Busana yang Mel ciptakan saat kelulusan, berbeda dengan label Mel Ahyar Couture dan second line Happa kreasinya. Ketika dihadapkan pada bisnis, kreativitas desainer yang tinggi juga perlu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar. Namun bukan berarti kreativitas dikesampingkan. Justru kreativitas lah yang akan membuat si desainer menampilkan karya berbeda, namun tetap diterima pasar.

"Justru kalau kreativitas siswa sudah sempit dari masa sekolah, ia takkan bertahan lama di bisnis fashion," ungkapnya. Ia menambahkan, "Kita harus belajar untuk lebih terbuka melihat kreativitas. Karena jika tidak orang akan buta dengan fashion seperti buta dengan gedung kesenian misalnya. Suatu saat desainer muda ini yang akan menyelamatkan kita. Bukan tak mungkin mereka akan menyelamatkan negara dari utang dengan memproduksi baju yang laku dijual di pasar internasional. Semuanya ini bisa terjadi jika kita bisa lebih mengapresiasi kreativitas," jelasnya.

Secara terpisah, Patrice mengatakan masyarakat Indonesia pun semakin memahami fashion, dan pasar akan terus mencari koleksi busana berkualitas sesuai selera personal mereka. Dengan kata lain, koleksi busana yang dibuat dengan kreativitas tinggi pun punya peminat, lantaran semakin banyak orang melek mode dan menikmati ragam karya desainer yang menonjolkan karakter.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com