Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Impor 8.300 Ton Daging

Kompas.com - 10/07/2012, 02:40 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Perdagangan menyetujui pemberian izin impor 8.300 ton daging sapi segar, seperti yang diusulkan Kementerian Pertanian. Daging tersebut menurut rencana didatangkan dari Selandia Baru dan Australia. Daging impor tersebut dimaksudkan untuk menambah pasokan selama bulan puasa.

”Importasi dilakukan oleh 58 dari 61 perusahaan importir,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta, Senin (9/7).

Deddy mengatakan, dengan tambahan pasokan tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kelangkaan daging selama bulan puasa dan Lebaran. ”Hal itu karena jarak Indonesia dengan Australia tergolong dekat. Maka, daging sudah bisa masuk pada pertengahan Juli, bertepatan saat awal puasa,” katanya.

Menanggapi desakan agar kuota impor daging ditambah, Deddy mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum ada pembicaraan dengan Kementerian Pertanian terkait dengan masalah tersebut. Saat ini juga belum diputuskan apakah impor daging segar masih berlaku untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran pada triwulan IV-2012.

”Menurut data Kementerian Pertanian, kebutuhan industri pengolahan daging diklaim telah tercukupi oleh pasokan sapi siap potong dalam negeri, yang jumlahnya mencapai 150.000 ekor,” paparnya.

Sebelumnya, Sekretaris Asosiasi Distributor Daging Indonesia Ahmad Hadi meminta pemerintah lebih bijaksana dalam memberikan kuota impor daging dan sapi pada semester II-2012 ini. ”Kebutuhan konsumsi daging sapi pada semester II lebih tinggi ketimbang semester I karena ada puasa, hari raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru,” ujar Hadi.

Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga daging sapi rata-rata nasional per 6 Juli tercatat Rp 75.104 per kilogram. Menjelang bulan puasa, harga daging sapi terus melonjak. Pada 1 Juni lalu, harga daging sapi rata-rata nasional masih Rp 74.113 per kg. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com