Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tangkap Tangan Buol

Kompas.com - 28/06/2012, 07:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi kembali melakukan operasi tangkap tangan, Rabu (27/6/2012), terkait kasus dugaan suap. Dari operasi tersebut, tiga orang ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, yakni G, D, dan S. Ketiganya kini sudah berada di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, untuk diperiksa lebih lanjut.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, Rabu (27/6/2012), tangkap tangan tiga orang ini masih berkaitan dengan penangkapan yang dilakukan di Buol, Sulawesi Tengah, Selasa (26/6/2012).

Dari penangkapan di Buol, KPK mengamankan seorang pengusaha berinisial A yang diduga sebagai pemberi suap. KPK menetapkan A dan G atas dugaan memberi suap ke pejabat negara di Buol, sedangkan keterlibatan  D dan S masih ditelusuri.

Berdasarkan informasi dari KPK, A adalah Anshori, sedangkan G adalah Gondo Sudjono. Keduanya merupakan petinggi perusahaan minyak kelapa sawit berinisial HIT.

Menurut Bambang, penangkapan di bandara terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Penyidik KPK sudah mengikuti G,D, dan S sejak mereka bertolak dari Gorontalo ke Jakarta. "Kira-kira pukul 13.00 Wita pakai maskapai penerbangan tertentu, sampai Soekarno-Hatta pukul 17.00 WIB," ujar Bambang.

Ketiganya pergi ke Jakarta dari Gorontalo karena mereka diduga berdomisili di Jakarta. Penyidik KPK kemudian menangkap G,D, dan S di lorong menuju bagasi selepas turun dari pesawat. Saat penangkapan, katanya, tidak ada perlawanan. Mereka koooperatif, tidak melakukan tindakan-tindakan di luar prosedur, sehingga dapat langsung dibawa ke gedung KPK.

Sementara A yang sebelumnya ditangkap, dibawa penyidik dari Palu menuju Jakarta. "A akan diperiksa di sini, BAP-nya sudah dilakukan sejak di Palu dan akan dilanjutkan di sini," ujar Bambang.

Baik G, D, S, dan A diduga menyuap seorang pejabat negara di Buol. Informasi dari KPK, pejabat yang disuap tersebut adalah Bupati Buol, Amran Batalipu. Suap diduga terkait dengan kepengurusan penerbitan hak guna usaha (HGU) perkebunan yang terletak di Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol.

Hingga kini, menurut Bambang, KPK masih menelusuri jejak pihak lain yang diduga terlibat. "Kami masih menelusuri pihak lainnya yang masih dalam pengamatan KPK untuk kelak diambil tindakan sesuai prosedur," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com