Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Aparat Malaysia Terus Tembaki WNI

Kompas.com - 21/06/2012, 18:13 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah Indonesia seolah tak mau sadar dalam memahami perilaku aparat penegak hukum Malaysia, yang sejauh ini cenderung mengkriminalkan WNI/TKI di negara tersebut. Berulangnya korban jiwa tiga WNI akibat penembakan pada Selasa (19/6) lalu juga mempertegas sikap itu.

"Perilaku mereka kerap membabi-buta saat menghadapi dugaan suatu kasus menyangkut keterlibatan WNI/TKI. Hal ini jelas tidak boleh dibiarkan, jika tak ingin lebih banyak lagi anak bangsa kita ditembak selayaknya binatang buruan di tengah hutan, terlepas permasalahan yang dihadapinya" ujar Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan di Jakarta, Kamis (21/6/2012).

Syahganda menyebutkan, belum pupus dari ingatan atas kematian tragis tiga TKI beralamat Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada 25 Maret 2012 di kawasan Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia melalui pemberondongan peluru oleh lima polisi negara itu. Kini kejadian serupa menimpa tiga WNI, yaitu Sumardiono (34), Marsudi (28), serta Hasbullah (25).

Dua nama pertama berasal Lumajang dan Bangkalan, Madura (Jawa Timur), sedangkan Hasbullah diketahui sebagai TKI di perkebunan berasal Praya, Lombok Tengah, NTB. Ketiganya dikabarkan jadi korban penembakan polisi di kilometer 32, Jalan Selayang-Rawang, Selangor, Malaysia.

Polisi Malaysia juga mengaku mendapatkan dua senjata, pistol semi otomatis dan revolver yang dibawa para WNI/TKI itu, termasuk sebilah parang.

Syahganda menambahkan, seperti halnya yang dialami korban TKI NTB, polisi Malaysia pun menengarai tiga WNI kali ini melakukan upaya perampokan rumah warga di Taman Templer Saujana, tak jauh dari Rawang, Selangor. Lantaran kepergok patroli polisi, ketiganya kemudian kabur dengan mobil Proton Wira yang dianggap pula sebagai barang curian.

Berikutnya, terjadi pengejaran hingga mobil tiga WNI terperosok ke luar jalanan, dan membuat para WNI kabur sekaligus terjebak saling tembak dengan polisi yang mengejarnya. Menurut Syahganda, berdasarkan keterangan yang dikutip Mabes Polri, para WNI itu ditembak di bagian dada dan saat ini jasadnya berada di Hospital Kuala Lumpur.

"Dengan fakta serta asumsi ini, sungguh heran apakah benar terjadi saling tembak atau justru sengaja ditembak oleh polisi Malaysia. Juga, harus dipertanyakan bagaimana hasil pemeriksaan balistik menyangkut senjata ataupun peluru yang katanya digunakan para WNI," jelasnya.

Atas fakta itu pula, kata Syahganda, patut diragukan kejadian sebenarnya, apalagi kasus penembakan tiga TKI sebelumnya memang ibarat kesengajaan padahal polisi Malaysia mampu bertindak dengan cara sekadar untuk melumpuhkan.

Lebih lanjut, ia mengharapkan Mabes Polri dan Kementerian Luar Negeri turun tangan menyelidiki ihwal tertembaknya tiga WNI itu, demi kehormatan negara dan rasa keadilan keluarga korban.

Selan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sepatutnya mengambil sikap tegas berupa pemutusan hubungan diplomatik terhadap Malaysia, mengingat di sisi lain sering terjadi penistaan oleh Malaysia dalam bentuk penyeborotan wilayah kedaulatan RI, maupun pelanggaran etika persahabatan kedua negara meliputi klaim berbagai warisan budaya nusantara yang disengaja Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com