Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Masih Ada Tapol Di Papua

Kompas.com - 15/06/2012, 17:46 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komnas HAM Ifdal Kasim mengatakan saat ini masih ada tahanan politik di Papua. Hal tersebut katanya untuk  menanggapi komentar Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin yang sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada tapol.

"Ada tapol di Papua yang berjumlah 17 orang dan disebar di 6 penjara berbeda," ujar Ifdal Kasim, Ketua Komnas HAM, di ruang Asmara Nababan Komnas HAM, Jakarta, Jumat (15/6/2012).

Menurut dia, tahanan politik yang dipenjara di Papua adalah orang-orang yang dituduh oleh Jakarta sebagai simpatisan gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau pihak yang berafiliasi dengan organisasi terlarang tersebut.

Mereka ditangkap karena melakukan aksi makar yang dilatarbelakangi oleh keinginan dari mereka untuk memperjuangkan Papua lepas dari Indonesia.

Kasim menjelaskan bahwa faktor yang melatarbelakangi tindakan makar tersebut adalah karena adanya diskriminasi dari pemerintah pusat terhadap masyarakat Papua.

"Orang-orang Papua termajinalisasi. Otonomi khusus yang dicanangkan oleh pusat tetap membuat orang papua terdiskriminasi karena banyak pengangguran, ketidakadilan dan epidemi penyakit. Ditambah lagi infratruktur di papua rendah yang mengakibatkan harga barang pokok mahal. Hal itulah yang melatarbelakangi keinginan rakyat Papua untuk merdeka," lanjut Ifdal Kasim.

Karena permasalahan itu kesadaran etnis tumbuh. Aspirasi politik akan ketertinggalan Papua menjadi landasan utama dari Gerakan Papua Merdeka. Hal itu pulalah yang menurut Kasim menjadi alasan dari pemerintah untuk menapolkan masyarakat Papua yang melakukan tindak makar seperti pengibaran bendera Bintang Kejora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Nasional
Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Nasional
PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

Nasional
Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Nasional
Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Nasional
Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Nasional
Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Diksi 'Ancaman Keamanan' dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Diksi "Ancaman Keamanan" dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Nasional
Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com