Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS: Rusia Kirim Heli Serbu ke Suriah

Kompas.com - 13/06/2012, 16:08 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Selasa (12/6/2012), menuduh Rusia mengirim helikopter serbu ke Suriah.

Menyusul laporan pejabat penjaga perdamaian PBB bahwa Suriah kini di ambang perang sipil, Hillary mengatakan, misi PBB menjadi tidak pasti jika tidak ada perkembangan dalam upaya implementasi rencana perdamaian yang diprakarsai utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan.

"Tidak diragukan jika serangan-serangan berlanjut, penggunaan senjata artileri berat dan sebagainya," kata Hillary dalam diskusi dengan Presiden Israel Shimon Peres.

Washington sudah mendesak Moskwa yang menjadi sekutu dekat Suriah, untuk menghentikan "pengiriman senjata ke Suriah".

"Mereka selalu mengatakan kita tidak perlu khawatir bahwa yang mereka kirim itu tidak terkait konflik dalam negeri (Suriah). Itu sungguh tidak benar," kata Hillary.

"Kami prihatin dengan informasi terakhir yang menyebut sejumlah helikopter serbu dalam perjalanan dari Rusia ke Suriah, yang akan meningkatkan konflik secara tajam," tutur Hillary.

Annan berusaha menerapkan enam poin rencana perdamaian yang digagasnya. Di dalam rencana itu disebutkan, kedua belah pihak, baik pemerintah maupun oposisi, untuk meletakkan senjata dan berpartisipasi dalam transisi secara politik.

Sayangnya kekerasan terus berlanjut karena Presiden Bashar al-Assad menolak mengundurkan diri. Assad justru melancarkan militer yang mengerahkan persenjataan berat untuk menumpas gerakan oposisi.

Para aktivis Suriah mengatakan, sekitar 14.100 orang tewas selama terjadi pemberontakan terhadap keluarga Assad yang sudah berkuasa selama empat dekade.

Ketua misi penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous mengatakan, negara itu sudah di ambang perang sipil. "Jelas sekali yang terjadi bahwa Pemerintah Suriah kehilangan kekuasaan di sejumlah kota yang kini dikuasai oposisi, dan mereka ingin menguasainya kembali," kata Ladsous, yang membenarkan bahwa para pengamat PBB mendengar laporan tentang penggunaan helikopter serbu.

Melihat kekerasan yang terus berlangsung itu, Clinton secara terbuka mempertanyakan apakah misi PBB di Suriah bisa berhasil ketika masa tugas mereka yang 90 hari itu berakhir pada 20 Juli mendatang.

Dengan perkembangan yang terjadi di Suriah, para pakar makin khawatir negara itu akan menjadi panggung perang antara AS dengan para sukutu Arabnya melawan Rusia dan Iran.

Kofi Annan sendiri terus berupaya menyatukan semua pihak, "termasuk Rusia" untuk membuat peta jalan bagi transisi politik, kata Hillary.

Washington, kata Hillary, bersepakat dengan itu. Namun, pihaknya menarik garis tegas, termasuk pada Iran. "Kami rasa itu akan menjadi kesalahan besar karena Iran tidak hanya mendukung rezim Suriah, tetapi juga secara aktif membimbing, memimpin, bahkan mendorong bukan hanya militer, tetapi juga kaum milisi," tutur Hillary.

Sementara itu Pentagon tidak bisa memastikan apakan pengiriman senjata dari Rusia itu sudah sampai di Suriah. Meskipun demikian Pentagon membenarkan bahwa rezim itu menggunakan helikopter serang dan persenjataan lain buatan Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com